Melisa mendongakkan kepalanya, menatap Leebin yang masih memeluknya. "Jangan menangis lagi? Oke?" Ucapnya sambil tersenyum menatapnya dengan sinar mata lembut. Melisa merasa sangat nyaman bersamanya, tak ingin sekalipun dia beranjak dari tempatnya. Sinar mata Leebin begitu teduh, membuat hatinya tenang dan nyaman. Kegelisahan dalam hatinya hanyut bersama tatapan mata teduhnya. "Kenapa?" Tanya Leebin padanya, karena semenjak beberapa menit yang lalu Melisa tak mengalihkan pandangan matanya dari menatap kedua bola matanya. "Bulu matamu lentik, meski sedikit sipit, matamu begitu teduh, alismu tebal, hidungmu mancung, dan ini.." Melisa menyentuh tahi lalat pada lehernya. "Kenapa dengan ini?" Tanyanya tidak mengerti. "Membuatku ingin menggigitnya!" Melisa tersenyum cerah melihat perubah