"Jika bukan kepastian lalu apa yang akan kamu berikan padaku? Sementara tidak tahu kapan memori itu akan kembali." Melisa masih memejamkan matanya. Dia tidak tidur, tapi juga enggan mengucapkan sesuatu padanya. Leebin terdiam di belakang punggungnya. Berbaring terlentang menatap menopang kepalanya dengan kedua telapak tangannya. Dia tidak tahu harus bersikap bagaimana. Karena dia memang belum bisa mengingat sepenuhnya. "Jika aku bilang bahwa aku mencintai dan menyayangimu, apakah ini cukup?" Ujarnya sambil memejamkan kelopak matanya. Melisa terhenyak dari posisinya, dia mendekat ke arahnya. Mengurung Leebin dengan kedua tangannya. Leebin membuka kelopak matanya perlahan, dia menatap kedua bola mata Melisa lekat-lekat. Pria itu ingin Melisa mengetahui isi hatinya, dengan kata-kata yang