Seperti yang dijanjikan. Selepas isya El sekeluarga datang bersama Wira, Zia, Risman, Via. Mereka di sambut dengan gorengan panas dan kacang rebus. Zia senang sekali dengan apa yang dihidangkan. Mereka semua duduk di ruang tengah. "Bagaimana keadaan kamu, Sayang?" Elia mengajukan pertanyaan pasa Fani. "Alhamdulillah, baik, Kak. Luka sudah kering." Fani memperlihatkan luka di kakinya yang sudah kering. Elia memperhatikan luka itu. Memang sudah kering. "Alhamdulillah. Dijaga dan diperhatikan dengan baik." Elia menasehati Fani. "Iya, Kak Eli." Fani menganggukkan kepala. "Ada sasanua baru ya, Acil Fani." Zia mengedipkan sebelah mata. "Suasana apa?" Fani bertanya bingung. "Ting-ting. Dapat dua kedipan. Tapi Paman Abi ngedipnya pakai bibir. Hasilnya, cling!" Zia tertawa seraya terus men