Dentuman music di dalam sebuah club terdengar sangat kuat, mereka semua terlihat menikmati suasana malam di bawah cahaya lampu yang dipasang redup, sesekali cahaya itu memutar pada wajah-wajah orang yang berada di dalam sana. Entah berapa kali mereka meneguk minuman sembari berdansa ataupun saling menggoda satu sama lain.
"Nial, apa kau menunggu Ruth?" Mariah memasang wajah penasaran sembari menatap pria yang kini memegang gelas kosong.
"Dia gadis menarik." Jawab Nial melempar senyuman ke arah Mariah lalu melihat sahabat nya itu menggelengkan kepala.
"Benar apa yang aku katakan, kau akan suka melihat nya. Tapi sepertinya dia dari keluarga yang cukup." Mariah menatap wajah Nial seksama lalu menenggak segelas vodka ringan hari ini, sungguh ia tidak ingin mabuk malam ini sembari menunggu Ruth yang akan datang setelah keluarga nya tidur.
"Bagaimana kau bisa menilai itu?" tanya Nial sedikit penasaran.
"Kau tidak lihat penampilan nya? Pakaian nya bagus dan barang-barang nya bermerk." Tegas Mariah lalu meraih sebungkus kotak rokok yang ada di atas meja, Lantas menyalakannya.
"Kau terdengar seperti orang yang iri." Nial melihat mata Mariah langsung menoleh ke arah nya dengan cepat. Ya, sejak awal Mariah memang merasakan bahwa Ruth merupakan saingan terbesarnya mungkin dengan menjadi sosok sahabat Ruth tidak akan menyadari itu.
"Karna itu kau ingin aku mengenal nya, apa yang ingin aku lakukan terhadap nya ?" Nial terdengar seperti sedang menawarkan sesuatu pada Mariah, sejenak mereka bertatapan lalu melihat suasana Club yang mulai ramai.
"Serius Mariah, Ruth sangat menarik. Mungkin aku ingin menyeret nya ke kamar malam ini, bercinta dan menikmati malam akhir pekan ini. Oh bahkan adik ku berdiri hanya membayangkan hal tersebut." Nial bicara dengan suara yang terdengar kotor. Sungguh apa yang mereka bincangkan berhasil membuat seorang pria dengan hoodie yang duduk tepat di belakang mereka merasa semakin marah.
"Hah-- dia masih sangat polos Nial dan dia virgin." Ungkap Masih yang melawan hatinya untuk menyakiti Ruth secepat ini.
"Oh ya ? Itu luar biasa, aku bisa mendapatkan nya jika demikian." Sambung Nial lalu menarik nafasnya dalam-dalam. Pria itu terus memikirkan Ruth sambil menenggak minumannya terus menerus.
"Aku mau me toilet dulu, jika Ruth sudah sampai ajak dia minum yang banyak dan aku akan membayarnya." Nial melihat Mariah diam tanpa respon lalu melihat Nial segera beranjak dari tempatnya. Mariah meraih ponsel lalu melihat sebuah pesan masuk dari Ruth dan tidak nenyadari sepasang mata hazel tampan mengikuti arah Nial yang pergi ke toilet saat ini.
Nial tampak menghidupkan kembali rokoknya sembari melepas resleting untuk melepaskan rasa sesak yang ada dibawah sana.
"Ahh-- shit." Nial mengumpat saat mendengar seseorang masuk ke kamar mandi hingga air seni yang sedang mengalir itu mengenai tangan dan celananya. Ia melihat sosok tegap dan tinggi berjalan mendekatinya sangat cepat hingga merasakan sebuah pukulan yan sangat kuat di pelipisnya.
Darah nengucur deras saat ini dari pelipis Nial hingga ia sedikit kesulitan melihat raut wajah Damon karna darah itu menetes di matanya.
"Hey, what are you doing ?" tanya Nial sembari melihat smirk jahat dari wajah Damon yang masih meremas tangan nya dengan kuat. Nial tampak menarik nafas dan ikut mengepal tangan nya bersiaga untuk melawan sebelum ia merasa kalah telak.
Nial maju sembari melepaskan tinjunya yang kuat, namun Damon yang selalu lincah menarik tangan nya dan memutar ke belakang lalu melemparnya ke tembok, dan lagi-lagi kini darah keluar dari hidung Nial membuat ia merasa pitam dan pusing. Ia terjatuh lalu melihat Damon mendekat dengan pandangan penuh dendam.
"Ahhhhh!!! Damon --- Sakiiiit Aaarrh!" Nial mengerang hebat saat Damon menginjak jari tangan pria itu dengan sangat kuat, tanpa ingin memberikan ampunan saat ini.
"Tangan mu harus di beri hukuman. Sudah berapa kali kau menyentuh milikku. Huhh?" tanya Damon dengan sangat marah sembari mengingat bagaimana Nial mencoba melakukan pelecehan tadi siang.
"Ruth?" tanya Nial penasaran.
"Jangan sebut namanya dengan mulut kotor itu, Jika kau ingin selamat sebaiknya berhenti mendekati Ruth." Perintah Damon sembari melihat Nial masih mengerang sakit karna ia masih saja menyudutkan pria itu di sana.
"Apa kauu...Arhhhhh!!!!" Nial mengerang kembali saat Damon semakin menginjak kakinya dengan sekuat tenaga.
"Kau tidak perlu bertanya hal lain, sekali lagi aku melihat mu berada kurang dari satu meter dari milikku, aku tidak akan menjamin hidup mu." Damon melihat ketakutan terlahir dari wajah Nial hingga ia akhirnya memutuskan untuk segera keluar dari ruangan toilet tersebut.
Damon langsung menunduk saat melihat Ruth kini sudah duduk bersama Mariah dan mencoba untuk kambali minum sebanyak mungkin.
"Ruth, apa yang terjadi dengan mu?" tanya Mariah membuat gadis itu menatap nya dengan pandangan sayu, ia menghembuskan nafas mengingat bagaimana Damon memperlakukannya dan itu membuatnya benar-benar geram.
"Tidak. Aku hanya ingin minum lebih banyak malam ini." Ruth kembali menenggak gelas-gelas berisi minuman itu dan ia merasa pusing setelah gelas ke 9, sungguh ia merasa mual, seluruh tubuhnya melemas dan pandangan nya sangat kabur.
"Oh--- Kemana pria sialan itu." Mariah mulai bingung karna Nial tidak kunjung kembali hingga ia melirik sedikit ke arah Ruth yang terlihat frustasi.
"Ruth, aku harus mencari Nial. Tunggu sebentar disini." Ruth hanya tersenyum tidak jelas lalu melihat Mariah bangkit dari tempatnya untuk mencari sosok Nial. Ruth melihat gelas yang ada di hadapan nya dan kembali tersenyum kecil lalu meraih nya untuk menghambiskan gelas ke sepuluhnya.
Tap!!! Sebuah tangan mengambil gelas itu hingga dengan segera mata mereka saling berhadapan saat ini. Pria itu menarik gelas tersebut dan ikut menenggak nya dengan cepat. Damon merasakan dadanya seperti terbakar dan rasa haus nya sama sekali tidak hilang walau sudah meminum segelas Alkohol.
"Damon." Ruth terlihat senang saat memperhatikan sosok dingin itu berdiri dan menariknya untuk segera bangun. Damon mengeluarkan uang yang cukup banyak dan meletakkan di atas meja untuk membayar apa yang di minum oleh Ruth.
"Damon.. Kau disini? Ahh bukan kau pasti ingin memarahi ku lagi kan? Atau kau ingin----" Ruth tampak sempoyongan hingga Damon harus memegang nya dengan kuat, perlahan ia tiba-tiba mengangkat tubuh Ruth untuk berada di bahunya hingga gadis itu merasa semakin mual karna posisi kepalanya berada di bawah.
"Ahhh--- kau berat sekali." Damon meletakkan tubuh Ruth di dalam mobil lalu menutup pintu tersebut dan memutar tubuhnya lantas berjalan ke arah kemudi mobil. Pria itu melepas jaketnya dan menutupi tubuh Ruth yang terbuka lalu melihat keadaan gadis itu malam ini tampak semakin menggodanya.
Damon segera menjalankan mobil dengan sangat cepat hingga hanya dalam beberapa menit mereka kini sampai dirumah. Ia melihat ruangan gelap itu sembari membopong tubuh Ruth yang terlihat sulit berjalan namun masih dalam keadaan sedikit sadar.
"Kenapa dia mengunci kamar." Damon lagi-lagi terpaksa membawa gadis itu kedalam kamar nya dan membaringkan dengan sangat lembut.
"Damon." panggil Ruth terdengar bergetar seperti orang yang tampak ingin menangis, ia mengusap matanya dan memeluk bantal yang ada disana. Perlahan suara Ruth terdengar semakin berat dengan tangisan yang seakan membuat pria dingin itu penasaran.
"Apa yang terjadi dengan nya?" Batin Damon sambil melihat dengan dekat wajah wanita itu.
"Hey, Kenapa kau menangis?" tanya Damon sembari mengusap air mata yang mulai jatuh, di kecupnya pelan bibir Ruth dengan berani membuat gadis itu sedikit tenang.
"Damon." lagi-lagi hanya nama itu yang disebut Ruth dan sungguh hal tersebut berhasil membuat Damon ingin sekali mendekatkan diri.
"Peluk aku." permintaan Ruth seakan memaksa dengan pandangan nya yang sangat datar. Hmm-- gumam Damon sembari berbaring didekat gadis itu dan memeluk dengan hangat.
Langsung saja Ruth menatapnya sangat dekat, entah ia sadar atau tidak yang jelas Damon menikmati hal itu dengan mendekatkan wajah mereka. Cupp!!! Ia mengecup bibir Ruth dan melihat sebuah garis senyuman disana.
"Aku mengantuk." Ruth menempelkan wajahnya di d**a Damon dan mempererat pelukan mereka hingga pria itu kesulitan untuk bergerak.
"Tidurlah .. Aku akan memelukmu." Damon mengusap kepala gadis itu, mencium keningnya dan merasakan nafas Ruth yang terasa semakin berat. Damon ikut mengantuk, ia ingin tidur dalam posisi ini semalaman dan menyingkirkan ego nya saat ini.