Chance

999 Kata
Saat ini Damon tampak masih saja memperhatikan wajah Ruth, ia mengantuk tapi entah kenapa rasanya sulit untuk berpaling barang sedetik saja saat merasakan kedekatan mereka saat ini. Ia tidak peduli bagaimana bau alkohol begitu sangat menyengat yang penting saat ini ia ingin menikmati kebersamaan mereka. "Kenapa menatap mu begitu menyenangkan. "Apa aku sebegitu cintanya pada mu?" Bisik Damon sembari mengecup kening gadis itu dengan sangat lembut lalu memperhatikan betapa nyenyak nya Ruth tertidur di dalam pelukannya saat ini. Damon mengangkat tangan nya, melirik jarum jam yang sebentar lagi menunjukkan pukul 4 pagi. kenapa rasanya begitu sangat cepat ? Fikirnya kesal. Pria itu beranjak dari tempat tidurnya untuk menjauh, ia belum ingin ketahuan. Pria itu keluar dari kamar dan sedikit terkejut saat melihat sosok yang sangat ia kenal berdiri di depan kamarnya seakan tau apa yang sudah ia lakukan. "Daddy." Damon bicara dengan serak membuat Damon memutar tubuhnya dengan cepat dan menatap seluruh penampilan Damon yang tidak terlihat salah disana. "Pagi sekali kau bangun Damon ?" tanya Alex sedikit mengintip ke arah kamar dan melihat Damon langsung menarik gagang pintu tersebut, tapi tetap saja Alex tidak buta dan ia melihat dengan jelas sosok yang berbaring tenang disana. "Daddy sendiri ? Kenapa harus bangun sepagi ini dan berada -----" "Aku akan berangkat Damon, kau lupa? aku selalu tidak bisa tidur jika ingin pergi liburan, mungkin terlalu bersemangat." Potong Alex dengan nada yang seakan tidak ingin kalah membuat Damon langsung menggigit bibirnya. "Kalian sering sekali pergi liburan akhir-akhir ini, sesekali bawalah gadis pengacau itu." Damon menunjukkan perilaku seakan tidak perduli, padahal ia ingin bertanya soal hal tersebut pada Alex. "Tidak. Ini hanya acara orang tua. Kalian bisa bersenang-senang sesuka kalian disini." Alex bicara sembari tersenyum, ia faham betul apa yang sedang di bicarakan Damon dan tiba-tiba saja pria di depan nya itu memegang besi-besi tangga seakan sangat bersemangat. "Akan menyebalkan jika harus disini bersama nya." Damon bicara sebaliknya agar apapun itu ia tidak akan ketahuan, lagipula selama ini Alex tidak pernah secara langsung bertanya soal perasaan nya terhadap Ruth. "Aku ingin kau bersikap baik pada Ruth, dia anak Troy dan anak itu tidak pantas kau perlakukan demikian Damon." Alex memberikan sesuatu pernyataan agar Damon mengerti, ia melihat pria itu meremas rambutnya kuat lalu menghela nafas. "Bagaimana bisa aku mendekatinya setelah trauma itu? Aku bahkan tidak sanggup untuk menatapnya saat ia sadar." "Apa kau takut tentang kejadian itu Damon ?" tanya Alex membuat lamunan Damon buyar dalam sekejap. Ia melihat ke arah pintu kamarnya lalu menunduk tanpa menjawab ucapan pria tersebut. "Bukankah Troy sudah memberikan mu izin? Aku juga demikian asal kau benar-benar bertanggung jawab." Alex mulai bicara dengan nada serius lalu melihat Damon menggelengkan kepalanya dengan kuat. "Aku takut, Ruth belum siap dan---" "Kau terlalu takut Damon, padahal hanya kau yang bisa mengobati trauma nya." Potong Alex membuat Damon langsung menatapnya lebih intents. Pembicaraan seperti apa ini ? Bagaimana bisa seorang ayah seakan memberikan akses untuk sebuah hubungan yang lebih serius mereka sangat muda. "Tapi, jika kau hanya bermain-main dengan nya begini. Aku akan menentang mu sebisa mungkin." Alex menepuk pundak tegap pria itu lalu berjalan menjauhi Damon yang kini diam seakan memutar baik-baik ucapan Alex yang mengandung kalimat penuh arti. Damon kembali membuka pintu kamar nya dan melihat Ruth masih sama, terbaring disana dengan sangat lemah. Ia mendekati Ruth dan langsung mengangkat tubuh gadis itu dan membawanya keluar dari sana. Entah apa yang di fikirkan Damon saat ini, ia meletakkan tubuh gadis itu di sofa ruang tamu lalu menatap nya sejenak. "Aku rasa, aku tidak bisa Ruth. I'm sorry." Damon merogoh saku celananya dan meletakkan kunci mobil Ruth di atas meja lalu dengan sangat terpaksa ia meninggalkan tubuh gadis itu disana. "Tampak nya aku harus berusaha lebih lagi." Alex yang melihat itu dari kejauhan mengeluh karna tampak nya usaha yang sedang ia jalankan saat ini masih belum membuahkan hasil maksimal "Maaf, aku sepertinya tidak harus melakukan ini." Damon menaikan rambutnya ke atas sembari menghela nafasnya yang terasa sangat sengal, ia mengusap ranjang tempat tidur itu lalu berbaring disana, menghirup sisa aroma tubuh gadis itu lalu memejamkan mata agar ia bisa istirahat. _____ Ruth bangun dari tidurnya saat suasana rumah terlihat sepi, ia mengedarkan pandangan lalu melirik ke arah jam yang tergantung di depan nya. "Huh?? Jam 1 siang tapi kenapa tidak ada yang membangunkan ku?" Batin Ruth sembari memegang kepalanya yang terasa sakit. Ia beranjak dari tempatnya dan mengingat samar-samar apa yang terjadi tadi malam. Mata biru itu langsung menoleh ke arah kamar Damon yang tertutup rapat, ia mengusap bibirnya lalu memegang kening yang terasa dingin. "Ahh-- kenapa setiap mabuk aku terus memikirkan nya dan...." Ruth terdiam saat sosok yang ia fikirkan itu keluar dari kamar dengan keadaan sudah sangat rapi. Pria itu sejenak melihat ke arah nya lalu tanpa suara sedikitpun ia melewati Ruth yang hanya diam di tempat. "Damon, dimana semua orang?" tanya Ruth penasaran membuat pria itu berhenti sejenak. Ia merasakan jantung nya berdetak karna takut Ruth akan menyadari apa yang mereka lakukan semalam. "Pergi, 4 hari." Jawab Damon singkat lalu benar-benar meninggalkan Ruth tanpa menoleh sedikit pun. "Kenapa mereka sering sekali pergi tanpa mengajak ku." Cuman Ruth sembari berjalan malas ke arah kamar nya. Ia mengusap kembali bibirnya dan berhenti saat berada di depan kamar Damon untuk meyakinkan apa yang ia fikirkan saat ini. Ruth membuka pintu kamar Damon dan melihat ruangan itu tanpak sangat rapi dan tertata dengan beberapa lukisan yang di buat langsung oleh Damon. Ia memperhatikan tiap sudut ruangan dan tampak nya Damon mengganti seprai nya yang tercium bau alkohol hingga Ruth akhirnya yakin bahwa yang semalam itu adalah sebuah khayalan atau mimpi yang manis. Ruth menggigit ujung jarinya lalu memutar tubuh dengan cepat. Tapp!! Ruth terdiam sejenak untuk mengambil nafas, oh bagaimana bisa Damon kembali dalam waktu yang cepat dan akhirnya memergoki ia didalam sana. "Apa yang kau lakukan di kamar ku?" tanya Damon dengan nada yang tinggi dan sungguh hal tersebut membuat Ruth merasa sangat ketakutan. Ia tidak tau apa yang akan terjadi setelah ini dan tampak nya Ruth tidak punya pilihan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN