Damon menatap wajah Ruth yang tampak ketakutan karna nya. Ia tidak suka siapapun masuk kesana tanpa izin apalagi Ruth lalu melihat hal yang ia sembunyikan disana. Rasanya jantung Ruth seakan tidak bisa berhenti sekarang ia melihat pria itu mendekat untuk menagih penjelasan darinya. Ruth menggaruk tengkuknya yang tidak gatal,tersenyum tipis mencoba untuk menenangkan Damon yang terlihat sangat marah.
"Damon----aku...."
"Shut the f**k up!!!" Bentak Damon membuat gadis itu langsung terkejut karna nya, oh- kenapa dia semarah itu hanya karna hal yang sederhana seperti ini. Damon mengedarkan pandangan nya ke seluruh ruangan melihat tidak ada satu barang pun yang tampak berpindah membuat ia tenang lalu melirik kembali ke arah gadis yang masih berdiri ketakutan disana.
"Keluar!" perintah Damon terdengar sangat memerintah hingga melihat mata Ruth berkaca-kaca. Dengan cepat gadis itu mengusap air matanya dan keluar dari sana bersama perasaan nya yang terasa sangat sedih.
"Jika dia membenci ku, kenapa harus sebegininya?" Ruth menelungkupkan tubuh nya di atas ranjang sembari menutup mulut nya rapat-rapat.
"Mungkin, aku harus nya pergi dari sini." Ruth kembali beranjak dan mengelap seluruh air mata yang seakan sulit untuk berhenti, mengemasi barang-barang nya dan tiba-tiba ia terhenti saat mengingat orang tua yang bergantung pada Alex di rumah ini.
"Jika aku keluar, Ayah akan salah faham dan aku bisa menyebabkan masalah." Ruth menekan dadanya yang terasa sesak lalu meremas kuat pakaian yang ia kemas saat ini.
Brakk!!! Ruth melempar pakaian-pakaian itu dengan sembarang hingga suara gaduh terdengar kuat membanting tembok dan lantai-lantai yang ada disana.
"Dasar pria egois, gila, pemarah dan--- argggg!!!! Aku muak dengan ini. Muakk!!!" RuRuth terus mengumpat sendiri di kamar nya tidak peduli siapa yang akan mendengarkan dan yah, lebih baik jika Damon langsung mendengarkan nya.
Ruth terdiam saat melihat ponselnya bergetar, ia meraih ponsel itu dan melihat sebuah pesan masuk disana. Gadis itu mengerutkan kening lalu menggigit jarinya kembali saat mendapat berita bahwa Nial berhenti dari perkuliahan yang seharusnya ia jalani. Pria itu berhenti mendadak dan langsung menghilang bagai di telan bumi.
Drrrttt!!! Kini Mariah tampak menelpon nya dan membuat gadis itu langsung mengangkatnya penasaran.
"Ya, aku sudah dengar berita itu Mariah, mungkin dia punya masalah atau entahlah." Ruth menghela nafas lalu melihat keadaan kamar nya yang tampak sangat kacau lalu meletakkan tubuhnya kembali di ranjang.
"Ya baiklah, oh ya apa kau nanti malam punya acara Ruth? Aku ulang tahun hari ini dan ingin mentraktir kalian semua." Mariah bersemangat dan membuat Ruth ikut senang mendengar berita itu dan melupakan Damon dalam sesaat.
"Oh ya? Happy birthday Mariah. Sure, aku pasti akan datang. Dimana acaranya?" tanya Ruth penasaran sembari memainkan rambut yang tampak panjang.
"Seperti biasa BlackGlow Club. Aku sedang mencari nomor Damon dan berniat untuk mengundang nya." Ruth terdiam mendengar itu hingga Mariah harus beberapa kali memanggilnya hingga ia kembali sadar dengan apa yang terjadi.
"Ohh-- maaf Mariah tadi aku melihat ayah ku. Baiklah aku akan berusaha untuk datang."
"Yah, kau harus datang Ruth. Oh-- sepertinya Steve sudah mengirimkan kontak Damon, jangan lupa nanti jam 9 malam Ruth. Okay."
"Mariah, Wait..." Panggil Ruth saat gadis itu ingin menutup panggilan ponsel nya membuat Mariah memudarkan senyuman dan penasaran terhadap Ruth.
"Hm-- apa kau menyukai Damon?" tanya Ruth pelan dan sejenak menunggu jawaban dari Mariah.
"Hmm-- menurut ku begitu dan sungguh dia sangat membuat ku tertarik Ruth, kau tau ? Dia sempat beberapa kali bicara dengan ku dan kau ingat saat seseorang memberikan ia coklat di kelas, Damon menatap ke arah ku seakan tidak ingin aku melihat itu. Yah dia memang sedikit dingin dan pemalu tapi-- aku suka dengan sikapnya Ruth." Mariah terus memuja Damon menyampaikan perasaan nya pada Ruth dan entah kenapa rasanya sangat sakit dari pada saat Damon membentak nya.
"Selamat untuk mu Mariah."
"Hey, aku belum menjalin hubungan dengan nya Ruth. Berikan itu jika aku sudah mendapatkan nya." Mariah lagi-lagi membuat Ruth terdiam sejenak untuk mengambil nafas dalam.
"Baiklah, aku sepertinya harus menutup ini Mariah. Ayah ku sudah menunggu." Ruth berbohong dan langsung mendengarkan ucapan selamat tinggal dari Mariah untuk menutup telpon nya dengan cepat.
Ruth melirik ke arah bingkai foto keluarga nya, itu sangat menarik saat mereka masih tampak sangat akur dan sialnya ia tidak tau kenapa Damon mendadak bersikap dingin terhadap nya.
"Ahhh--"Ruth menjerit sembari meremas rambut nya lalu membaringkan tubuhnya untuk membuat ia kembali terlelap.
Sementara Damon tampak memperhatikan ponselnya, ia melihat sebuah panggilan tidak di kenal masuk di layar dan membuat ia ragu untuk mengangkatnya. Cukup lama ia berfikir hingga ia menekan tombol hijau sebelum panggilan itu mati.
"Halo-- Damon. Ini aku Mariah." Pria itu mengernyitkan kening dan berusaha memikirkan dari mana gadis itu mendapatkan nomornya.
"Maaf aku mendapatkan nomor mu dari Steve dan berniat untuk mengundang mu ke acara ku nanti malam." Mariah menggigit bibirnya kuat berharap Damon akan memenuhi undangan nya.
"Acara?" tanya Damon mulai merespon hingga Mariah langsung tersenyum senang.
"Yah, acara ulang tahun ku di BlackGlow dan aku juga sudah mengundang beberapa teman kampus." Mariah terlihat sangat bersemangat saat mendapatkan respon Damon sembari menelan Saliva nya dengan kuat.
"Aku rasa sulit untuk bergabung dengan---"
"Hanya 5 orang, kau, Ruth, Steve, mia dan Andrew." Jelas Mariah membuat Damon langsung menangkap salah satu nama yang disebutkan Mariah barusan. Ia menggigit bibirnya kuat lalu menghela nafas sejenak untuk menyakinkan diri.
"Baiklah. Jam berapa acaranya?" tanya Damon membuat Mariah langsung meloncat dari tempat nya, ohh -- mungkin saat ini Mariah adalah orang yang paling bahagia saat ini dan dengan cepat ia kembali fokus pada panggilan itu untuk memberitahukan dengan jelas kapan acara nya akan di mulai.
"Aku akan menunggu kedatangan mu." Sambung Mariah mengepal tangan nya dengan kuat dan berharap waktu akan segera beralu dengan cepat. Hmm-- Damon bergumam lalu mematikan panggilan ponsel nya dan melirik ke arah pintu kamar Ruth yang tertutup rapat.
"Aku ingin melihat wajahnya terkejut saat aku berada disana." Batin Damon lalu kembali memakai kacamatanya dan segera pergi dari rumah besar itu untuk menemui Sonya yang membutuhkan bantuan nya saat ini.
Pria itu melakukan mobilnya dengan cepat dan tiba-tiba berhenti di sebuah minimarket untuk membeli minuman disana.
Ia memutar-mutar tubuhnya di antara rak yang terpajang lalu berhenti pada satu tempat. Ia memandang nya cukup lama lalu menggaruk sudut bibirnya.
"Untuk apa aku membeli pengaman?---tapi mungkin ini diperlukan." Damon meraih satu lagi pengaman yang terlihat sejajar disana dan membawa benda itu ke meja kasir untuk membayarnya.