Mariah menyewa sebuah ruangan VVIP yang ada di bagian BlackGlow Club Los Angeles, ia melihat tatanan ruangan yang tampak sangat mengesankan sembari tertawa bersama yang lainnya.
"Minumlah." tawar Mariah membuat mereka semua mengangguk dan meraih alkohol yang sebenarnya memiliki kadar lumayan tinggi. Wajah wanita itu terus menatap jam yang terpasang di tangan nya dan mengeluh sesekali.
"Ada apa Mariah? Kau tampak khawatir sekali." tanya Ruth setelah menenggak dua gelas minuman yang tersedia disana. Ia kini mulai terbiasa dengan rasa yang seakan membakar dadanya dan hal itu seakan berubah menjadi suatu nikmat luar biasa.
"Sudah hampir pukul 10.30 malam tapi---- Damon belum muncul sama sekali." Ungkap Mariah sembari tersenyum tipis kearah Ruth yang sebenarnya cukup merasa senang bagaikan gadis licik saat memikirkan hal itu bukan.
"Dia tidak mungkin datang kemari, pria itu hanya sibuk dengan lukisan nya. Aku sangat tau itu." Batin Ruth berharap bisa mengatakan pada orang-orang bahwa pria yang tinggal serumah dengan nya itu sangat dingin dan kalian lebih baik menjauhinya.
"Tenanglah, Kau tetap harus melanjutkan pesta ini Mariah." Ruth menyentuh bahu gadis itu dan melihat Mariah mengangguk lalu segera meraih segelas minuman untuk nya.
"Ayo kita bersulang." Mariah menuangkan minuman ke dalam tiap gelas lalu melihat mereka semua mengambilnya dan langsung bersulang untuk merayakan pesta kecil tersebut.
"Waw.. Ruth ! Aku tidak menyangka kau cukup hebat dengan minuman itu." Puji Steve membuat mereka tampak tersenyum dan seakan ingin gadis itu terus meminum-minuman nya hingga mabuk malam ini.
"Ah-- kalian berlebihan. Aku baru saja memulainya." Jawab Ruth lalu menundukkan pandangan nya saat melihat Steve mengedipkan mata ke arah nya.
"Bagaimana kalau kita melakukan games?" tanya Mariah mencoba untuk melupakan Damon yang tampak belum juga datang dan muncul saat ini.
"Games?" tanya Mia dengan penuh semangat dan antusias.
"Not bad."
"Okay, Hmm--- Aku akan memutar botol ini dengan cepat dan Jika ia berhenti ke arah salah satu kita maka kalian harus minum ini." Mariah menunjukkan segelas minuman membuat mereka langsung setuju dengan taruhannya hingga Mariah mulai memutar botol tersebut.
Ceklek!!! Mereka terhenti sejenak saat melihat pintu yang sengaja tidak di kunci Mariah dari dalam itu terbuka sendiri. Mereka terdiam saat melihat Damon kini berdiri disana dengan pandangan yang cukup dingin.
"Damon." Mariah memutar botol tersebut lalu mendekati pria itu dengan cepat, menerima hadiah dari nya dan merasa sangat bahagia karna akhirnya pria tersebut memenuhi undangan nya. Saat ini ia sangat yakin bahwa pria yang ada di depan nya ini sangat menyukainya.
"Ahh-- Ruth." Teriak Steve membuat mereka semua terdiam dan menatap ke arah Ruth yang langsung menundukkan pandangan nya, berharap Damon tidak akan melihat nya. Sungguh fikiran yang gila dan bodoh.
"Ayo bergabunglah Damon, kami sedang----" Mariah terhenti saat melihat Ruth langsung menenggak segelas minuman yang ada di atas meja dengan sangat cepat saat botol itu berhenti ke arah nya.
CTakk!!! Ruth mengusap mulutnya sekaligus meletakkan gelas besar tersebut dengan sangat keras. Damon melangkah pelan mengikuti Mariah dan mengambil posisi tempat duduk nya.
"Kau ingin ikut bermain Damon?" tanya Mariah membuat pria itu sejenak diam dan tersenyum ke arah nya hingga Ruth langsung memutar botol tersebut. Sungguh ia terlihat aneh saat melakukan itu, sial! Lagi-lagi kenapa botol itu mengarah ke padanya hingga mendengar Steve dan Mia tertawa kencang karna ia kembali menjadi sasaran, Gadis itu langsung meraih gelas tersebut dsn membasahi kerongkongan nya dalam beberapa kali teguk. Mata Ruth mulai merah, dan kini perlahan orang-orang yang ada disana tampak menjadi banyak, ia menahan nya. Sangat menahannya.
"Damon. Terimaksih hadiahnya, aku sangat suka." Ucapan Mariah membuat Ruth sangat sakit hati, ia ingin sekali memukul kepala wanita itu dengan kuat, kenapa semua ini harus ia rasakan terhadap pria yang jelas tidak memiliki perasaan apapun terhadap nya, Ruth terus berfikir lalu kembali memutar botol itu dengan kencang seakan ingin menguasai games.
"Ruth, are you okay?" tanya Steve menyentuh punggung gadis itu membuat mata Damon langsung bagai kilat menatapnya di bawah lampu yang samar tersebut. Hmm-- Ruth hanya berguna sekaligus mengangguk dan memegang kepalanya yang terasa sangat berat.
"Ruth, hentikan kau bisa mabuk sebelum pesta nya di mulai, kadar alkohol minuman ini cukup tinggi." Mariah meraih gelas yang ada di atas meja lalu meletakkan itu di harapan Damon yang tidak terbiasa dengan minuman.
"Sorry. Akuu tidakk---" Damon yang kini menghentikan ucapanny saat melihat Ruth meraih gelas tersebut dan ia langsung meminumnya kembali.
"Ahhhh--- ini menyenangkan. Kapan kau mau mulai pestanya Mariah?" Ruth terlihat mulai mabuk, ia tersenyum tidak jelas sembari memijat kepalanya dan menggelengkan kepala agar ia tidak mengantuk secepat itu.
"Kau mabuk?" tanya Steve kembali menyentuh Ruth lebih intents. Ia menatap ke arah Mariah yang seakan meminta bantuan nya agar ia bisa tinggal disan bersama Damon.
Ruth menarik nafas lalu menyandarkan kepalanya di kursi, ia mulai menunjukkan perilaku aneh dan mereka semua yakin bahwa saat ini benar bahwa gadis itu sudah menjadi gila karna minuman.
"Steve kau bisa bantu aku untuk mengantarkan Ruth pulang?" tanya Mariah sembari menatap pria itu dalam, ia berharap pria tersebut faham apa yang benar-benar ia inginkan sekarang. Ia butuh waktu untuk Damon dan ingin melewati hal itu malam ini, di hari spesialnya.
"Sure. Apa yang tidak untuk gadis secantik ini." Ucap Steve lalu melihat Mia dan Andrew tampak lebih cepat berkemas untuk mencari tempat lain agar bisa menikmati malam mereka yang indah.
"Thanks Steve." Mariah tersenyum licik lalu melihat Mia dan kekasihnya Andrew keluar dari ruangan itu, ia merasa sangat senang karna sebentar lagi akan tinggal bersama Damon.
"Okay, nikmati waktu----"Steve merasakan sebuah tangan yang kuat memegang nya saat ia hampir saja menyentuh paha Ruth yg sedikit terbuka. Steve langsung menoleh ke arah sumber pegangan itu dan menatap wajah Damon seksama.
"Damon...apa !" Steve Berusaha menarik tangannya dan kembali menyentuh Ruth namun kali ini Damon menepisnya kuat. Steve langsung berdiri dan berprilaku temperamental di hadapan mereka lalu mencoba memukul wajah Damon sebisanya.
Damon menangkap tangan itu lalu mendorong nya kesamping hingga Steve harus mengerang sakit saat kakinya menyentuh sudut meja besar yang ada di sana. "Damon." panggil Mariah pelan sembari menatapnya berkaca-kaca.
"Jangan coba-coba sentuh milikku." dua mata yang ada di depannya langsung membulat besar, mereka merasa seperti mendengar berita gila yang tidak masuk akal ternyata Damon begitu menyukai Ruth.
"f**k, apa peduli ku." Damon meraih sebuah botol dan memecahkan nya saat Steve berusaha kembali mendekat, ia menodong itu ke leher Steve hingga pria itu langsung berhenti untuk menelan Saliva nya dengan kuat.
"Shitt!!" Maki Steve mengepal tangan nya kuat sembari melihat Mariah menangis dengan pelan.
"Aku peringatkan, jangan ada satu orang pun yang mendekati dan menyentuh Ruth atau aku akan membuat perhitungan seperti yang aku lakukan pada Nial."
"Damon." panggil Mariah kembali dengan nada suara yang bergetar. Ia merasa tidak terima bagaimana bisa Ruth menggoda apa yang sangat ia suka saat ini hingga Damon bertingkah seperti ini.
"Dan aku tidak ingin kalian memberitahukan Ruth tentang kejadian ini, paham?" bentak Damon semakin membuat Mariah patah hati. Ia melihat Steve terdiam di tempatnya dan memikirkan banyak hal.
"Dia seperti nya pria berbahaya, bahkan Nial mengundurkan diri dari kampus apalagi---- baiklah aku lebih baik menurut dari pada reputasi ku hancur." Batin Steve lalu menatap Mariah lama dan langsung memutar tubuhnya dan meninggalkan mereka disana. Sungguh ia melihat jelas kekuatan Damon lewat Nial dan ia tau persis siapa Nial dan damon membuat pria itu tidak berkutik. Oh dia tidak ingin mengambil resiko saat ini.
"Aku harap kau tidak akan membawa gadis ku kembali ketempat sialan ini." Damon membuang sisa pecahan kaca yang ada di tangan nya dan melihat begitu kecewanya Mariah saat ini. Pria itu mendekati Ruth dan mengendong nya untuk keluar dari ruangan yang membuat ia hampir lepas kontrol.
Mariah mengusap-usap air matanya yang terasa panas sembari melihat Damon dan Ruth terus keluar dari tempatnya, ia kecewa, marah dan ingin sekali melampiaskan seluruhnya.
" Kenapa harus Ruth, kenapa dia seberuntung itu! Hah!! Kenapaaa !!" Teriak Mariah seperti orang gila yang rela menarik rambut nya sendiri disana.