Tubuh Ruth kini terbaring di sudut ranjang, mata nya masih bisa melihat cahaya redup di sebuah kamar yang sebenarnya sangat ia kenal bersama sosok kuat yang masih mengatur nafasnya setelah mengangkat beban yang cukup berat. Damon perlahan beranjak, namun tangan gadis itu memegang sudut pakaian nya sembari tersenyum hingga ia terpaku pada posisi menyenangkan tersebut.
"Damon." Ruth tersenyum saat itu, ia melihat mata hazel pria itu dalam untuk menikmati betapa dekatnya mereka sekarang.
"Kau menyebalkan." Ruth memukul d**a bidang pria itu dengan kuat membuat damon terdiam disana untuk merasakan pukulan yang sangat lemah itu. Sebenarnya ia ingin mendekati Ruth, memeluknya, menciumnya bahkan mungkin melakukan hal lebih, tapi Damon punya alasan tersendiri saat ini.
"Tidurlah, aku tidak bisa tahan jika kau begini." Damon berusaha kembali menaikkan tubuhnya, ia tidak ingin menjadi seorang pengecut yang mengambil hak seorang wanita dalam keadaan mabuk. Ia ingin melindungi Ruth dan tidak ingin satu orang pun mendekati miliknya itu.
"Aku tidak ngantuk. Aku ingin melihat mu dan karna itu aku suka sekali suasana ini."Ruth mengungkapkan perasaan nya tanpa ingin sedikit saja melepaskan pandangan ataupun pegangan nya dari sudut tubuh pria tersebut. Entah kenapa Damon tiba-tiba terdiam saat melihat betapa tenang nya Ruth saat ini, ia mengusap wajah gadis itu dan perlahan mengecup dengan pelan bibir yang terlihat merah.
Lagi, ia kembali mengedarkan pandangan di wajah gadis itu untuk memuji nya hingga kembali menciumi Ruth semakin dalam. Gadis itu membalas nya seperti biasa dan menikmati tiap sentuhan yang ia anggap tidak nyata. Ahhhh---- Ruth mendesah saat ciuman pria tersebut kini turun ke leher nya yang tampak polos, Damon menjadi gila dan ia perlahan melepas kancing-kancing yang terpasang di tubuh gadis itu.
Ia menciumi bibir gadis itu dan merasakan tangan Ruth meremas rambutnya hingga ia terus ingin melakukan hal sangat lebih hari ini.
Sungguh sebuah kecupan yang mendarat di tubuh Ruth membuat gadis itu benar-benar hanyut tanpa peduli dengan apa yang ia dapatkan saat ini. Damon melepas kaos nya dan kembali menindih tubuh gadis itu lalu menatap wajah Ruth sedikit tinggi.
Ruth menaikkan tangan nya dan berusaha menyentuh wajah pria itu, kapan lagi jika bukan saat ini untuk gadis seperti Ruth, ia sangat tau pria itu membencinya setengah mati tapi kenapa bayangan Damon terus membuat ia semakin frustasi.
"Aku menyukai mu."Bisik Ruth sangat pelan membuat jantung Damon seakan ingin berhenti berdetak. Hey apakah saat ini Ruth sadar dengan ucapan nya atau gadis ini tau apa yang ia perbuat. Damon tidak peduli itu sekarang ia hanya ingin menatap Ruth lebih lama saat ini.
"Apa kau ingin bercinta baby." Damon seakan meminta izin pada sang pemilik tubuh padahal ia sangat tau Ruth tida memiliki kesadaran total. Bagaimana jika ia disalahkan setelah melakukan hal tersebut. Ruth diam sembari menggigit bibirnya seakan menyimpan keraguan dalam.
"Apa kau mencintai ku Damon?" Ruth tiba-tiba menangis di dalam pelukan pria tersebut, Ia ingin melakukan apapun agar Damon menyukainya tapi sepertinya pria tersebut terlalu kaku dan dingin. Bahkan menyentuh nya pun akan terasa sangat sulit bagi Ruth saat ini. Mata hazel pria itu turun ke tubuhnya sembari menciumi seluruh bagian-bagian sensitif Ruth, gadis itu mendesah dan meremas sudut seprai saat merasakan sentuhan pertama dari seorang pria hingga sedalam ini.
"Ahhh----- Damon." Bahkan dalam keadaan mabukpun Ruth hanya mengingat satu nama, membayangkan satu orang dan ia membiarkan seluruh tubuhnya panas karna keringat yang mulai membasahi tubuhnya.
Ruth kini berpenampilan naked, seluruh tubuhnya seakan memanggil untuk segera merasakan nikmatnya bercinta bersama pria yang bahkan tidak ia ketahui bagaimana perasaan nya. Damon kini di buat gila oleh desahan yang terus semakin kuat di kamar itu, ia menarik kedua kaki Ruth dan memperhatikan apa yang benar-benar ia inginkan sekarang. Melakukan nya sekarang? Damon meraih pengaman yang terletak di saku celananya dan memperhatikan itu sembari melirik Ruth yang kini pasrah dalam ketidaksabaran nya. Nafas mereka berdua tersengal dan cepat akibat pergumulan yang cukup intim.
Damon ternyata belum siap walau ia ingin. Tidak, ia bukan pria yang ingin memanfaatkan Ruth yang sedang di bawah kendalinya. Damon menaikkan tubuhnya lalu merapikan rambut yang tampak basah karna keringat. Huhh--- satu hembusan kuat keluar dari bibir Damon yang tertahan hingga ia memperhatikan Ruth mulai tertidur disana.
"Sweet dream baby." Damon mengusap wajah gadis itu dan mengecup kening nya lebih lama, ia tersenyum kecil dan menutupi tubuh naked gadis itu membiarkan ia terlelap nyenyak malam ini.
Damon meraih kembali kaosnya, lalu mengambil beberapa peralatan lukis yang ia miliki, yah itu adalah hal yang membuat nya tenang hari ini dan berusaha untuk melupakan sesuatu yang hampir tidak bisa ia kontrol sebelumnya.
Damon beralih pandangan saat melihat ponselnya berdering kuat dan langsung mengangkat panggilan tersebut. "Ya Sonya kenapa kau menelpon ku semalam ini?" tanya Damon sembari nnedengar sambutan yang meriah.
"Selama, kau berhasil Damon. Kau tau ? Perusahaan data scientis itu menilai kau punya potensi yang luar biasa. Survey dan ide yang kau berikan sukses besar." Damon membulatkan matanya saat mendengar berita itu, dia tidak menyangka ternyata apa yang ingin ia lakukan tercapai.
"Kau serius ?" tanya Damon dengan nada yang tidak sabar.
"Yes!!! Sangat serius dan maaf aku baru membaca pesan nya setelah sampai dirumah. Mereka meminta mu untuk ke kantor nya besok untuk memberikan royalti serta pekerjaan baru untuk mu." Sonya menepuk tangan nya dengan kuat lalu melihat langit-langit kamar nya disana.
"Thanks Sonya, maaf seperti nya mereka juga menghubungi ku tapi---"
"Ya Damon, mereka berkali-kali menelpon mu dan kau tidak merespon." Potong Sonya dengan nada sedikit marah lalu kembali tersenyum karna hati ini kini sedang membaik.
"Sorry. Oh ya apa kau baru saja pulang berkencang dengan Neels?" tanya Damon membuat gadis itu terdiam di sambungan telpon nya. Sonya mengangguk lalu meng-iya kan apa yang di tebak oleh Damon.
"Dia tidak baik untuk mu Sonya, serius. Aku sudah-----"
"Damon maaf, aku tidak ingin bertengkar dengan mu dan aku mengantuk. Bye." Sonya mematikan ponsel nya dengan cepat karna tidak ingin mendengarkan apapun dari Damon. Mereka bersahabat tapi tidak seharusnya mereka saling membicarakan masalah asmara dan privasi.
______
Keesokan harinya...
Pagi-pagi sekali Ruth menumpukan wajah nya, ia berfikir keras kenapa ia naked seperti ini dan berada di kamar Damon.
"Apa aku menggodanya dan dia melakukan.......Ahhh.. Tidak mungkin! Damon pasti lebih memilih membuat ku tidur di jalan dari pada disini."
Ruth mengedarkan pandangan nya melihat kamar besar yang terlihat rapi dan nyaman tersebut.
"Tapi jika bukan Damon, lalu siapa yang ----- apa dia melihat tubuhku." Ruth terus memikirkan banyak hal yang entah kenapa itu seakan hilang di benaknya. Ceklek!! Ruth menoleh ke arah pintu lalu melihat sosok yang sedang ia fikirkan berdiri disana.
"Lain kali harusnya kau muntah di luar, bukan di pakaian mu." Damon berbohong membuat Ruth langsung percaya dengan ucapan nya dan merupakan suatu keuntungan bagi Damon.
"Tunggu. Apa kau yang melepaskan pakaian ku?" tanya Ruth malu-malu dan penasaran. Damon menatap nya lalu mengangguk dengan kuat.
"Ya, aku melepaskan itu. Muntahan mu menjijikkan." Ungkap Damon membuat Ruth menutupi bagian dadanya. wajah nya memerah bagaikan udang rebut lalu menghela nafas lebih dalam.
"Kenapa kau tidak membawa ke kamar ku saja?" tanya Ruth penasaran lalu melihat Damon mendekat hingga ia semakin merapatkan selimut.
"Lain kali jangan kunci pintu kamar mu." Damon menenkankan kalimatnya membuat Ruth langsung mengangguk menggigit jarinya dengan kuat.
"Keluarlah." perintah Damon membuat mata gadis itu membulat besar. Dia sedang naked saat ini dan bagaimana ia keluar dengan santai sementara Damon di depan nya.
"Kau gila?" tanya Ruth merapatkan selimutnya lebih tinggi. Damon ingin mempermainkan nya dan ia mendekati Ruth hingga gadis itu kembali terbaring di atas tempat tidur. Blush!! Wajah Ruth semakin merah dan ia mengedipkan matanya berkali-kali tanpa henti.
"Bahkan disaat seperti ini aku tidak tertarik pada mu." Damon membohongi perasaan nya dan seakan ia ingin terus membuat perasaan gadis itu sakit. Ruth menunduk lalu mendorong tubuh pria itu dengan sangatk kuat, Gadis itu melilitkan selimut di tubuhnya dan segera keluar dari kamar Damon dengan perasaan campur aduk.
"Sial bagaimana bisa ia sesantai itu melepas pakaian ku, tidak bisa. Aku harus mengatakan ini pada ayah kalau anak nya itu-----ahhhh tapi ayah akan salah faham jika aku mengadu." Ruth menggaruk kepalanya sembari berjalan menuju kamar nya untuk membersihkan dirinya.