what are you doing ?

1915 Kata
"Bagaimana bisa hotel sebesar ini hanya tersisa satu kamar?" tanya Damon dengan wajah yang kesal. "Maaf tuan, kondisi hotel memang sedang full. Hanya tersisa satu kamar Suite dan kami akan memberikan full service untuk anda. Kamar nya juga sangat bagus dan saya yakin anda bersama pasangan anda tidur nyenyak." Damon dan Ruth langsung bertatapan mendengar itu, tidak ada protes ataupun perlawanan. "Apa di dalam ada kursi?" tanya Damon sembari menatap Ruth seakan memberikan tempat pada gadis itu. "Tentu saja tuan." Jawab receptionist itu dengan wajah yang polos. Damon mengangguk lalu setuju dengan tawaran yang di berikan. Oh--dia tidak punya pilihan lain saat ini karna untuk pulang pun ia tidak akan bisa karna bahan bakar nya tidak akan cukup untuk sampai, sementara tempat pengisian di sekitar sini beroperasi sampai pukul 12 malam. "Baiklah, dia bisa tidur di kursi kalau begitu." Damon menunjuk ke arah Ruth membuat wanita di depannya itu terdiam saat Ruth langsung menatap nya tajam. Receptionist itu langsung memberikan kartu akses pada pekerja lain yang akan mengantarkan mereka ke kamar. Mereka masuk kedalam kamar dan melihat suasana kamar yang sangat nyaman dan indah sesuai apa yang dikatakan oleh wanita tadi. "Tapi kenapa kursi nya seperti ini?" tanya Damon melihat kamar yang begitu indah namun hanya ada satu kursi kecil yang terbuat dari rotan. Bahkan tempat tidur itu juga tidak terlihat besar. "Kenapa kau tidak tambah bed saja tadi?" tanya Ruth sembari menatap Damon dengan pandangan kesal. "Kau tidak dengar tadi dia hanya punya kamar ini dan seluruh bed nya habis? Ya sudah kau tidur saja di lantai. Aku akan memberikan mu bonus selimut." "Tidak mau, kau saja yang tidur di lantai aku akan memberikan mu bantal sekaligus selimut." Mereka terlihat sedang bernegosiasi sekarang dan gadis itu langsung berjalan mendekati ranjang untuk merebahkan diri. "Akan lebih adil jika aku menarik bed nya ke bawah kau bisa tidur di ranjang itu."Damon ikut mendekati Ruth dan menyisakan jarak yang tidak jauh sekarang. "Oh itu sama saja kau menyiksaku Damon." "Bonus bantal ?" "Tidak !" "Selimut ?" "Hey, kenapa kau menawar kan itu sekarang. Padahal hanya tidur apa sulitnya ?" Ruth memutar tubuhnya dan tiba-tiba kakinya tersangkut karpet yang mengalasi tempat tidur tersebut hingga Damon lekas menangkapnya secara spontan. Namun entah kenapa pria itu juga tidak bisa menahan berat tubuhnya hingga mereka terjatuh bersamaan di atas ranjang. Mereka terdiam, saat kedua mata itu bertemu bahkan jarak yang sedang tercipta itu sangat dekat. Jantung keduanya seakan terpompa sangat cepat saat ini. Damon bahkan bisa melihat bagaimana kegugupan yang hadir di tengah-tengah mereka saat ini. Tok tok tok !!! Mereka langsung saling menjauh saat mendengar suara dari luar dan Damon segera mendekati pintu membuat Ruth masih diam di sudut ranjang untuk menetralkan jantungnya. Ia memijat sedikit kepalanya yang terasa pusing lalu melihat Damon menaruh handuk dan pakaian mandi yang di antarkan oleh pekerja tadi. "Lebih baik kita berbagi tempat tidur." Damon mulai bicara pelan membuat Ruth akhirnya mengangguk dan melihat Damon mendekat kembali untuk sejenak menatapnya. "Kau bisa tidur duluan, aku mau mandi." Damon meraih handuk itu lalu membiarkan Ruth disana sendiri. Tapi bagaimana bisa gadis itu tidur saat ini, biasanya Damon bertingkah dingin, kasar dan sekarang ia harus tidur seranjang bersama Damon. Drrrttt!!! Ruth melihat ponsel Damon bergetar membuat ia sedikit penasaran. Ruth bangkit dari tempat nya dan berjalan mendekati ponsel itu lalu melihat sebuah panggilan dari seorang wanita. "Sonya. Apa ini pacarnya ? Jika tidak dia tidak mungkin menelpon Damon semalam ini." Ruth melirik ke belakang dan melihat Damon berdiri disana hanya dengan pakaian mandi dan rambut yang basar. Dia ketahuan. "Apa yang kau lakukan dengan ponsel ku?" Damon segera meraih ponsel itu dan langsung memeriksa apa yang sedang di lakukan gadis itu. Ia menatap wajah Ruth saat melihat panggilan telpon itu mati. "Kau lancang sekali Ruth."Damon melihat Ruth terdiam sambil menunduk. Sama hal nya dengan Damon saat merasakan jantungnya berdetak hebat saat melihat Ruth memegang ponsel nya, ia menyimpan ribuan foto Ruth disana dan ia tidak akan siap jika harus ketahuan karna hal itu. "Damon -- akuuu!" "Sudahlah." Damon memotong ucapan Ruth, gadis itu mendengar suara Damon melembut tanpa alasan, ia menoleh cepat dan mengangguk lalu memandangi betapa manly nya pria yang berdiri di depan nya saat ini. Ruth mendekati ranjang dan membaringkan tubuhnya disana sembari menatap ke arah jendela kamar yang tertutup rapat. Lalu merasakan ranjang itu bergerak saat Damon ikut berbaring di sebelahnya, entah kenapa hal itu membuat keduanya berdiam sambil membelakangi. Sangat gugup jika seperti ini. Tiba-tiba, keduanya bergerak bersamaan dan langsung berhadapan sangat dekat karna ranjang itu cukup kecil hingga mata mereka kembali saling bertemu, tubuh mereka merapat dan ini adalah hal paling gugup yang pernah Ruth rasakan.  Ia meneliti wajah Damon dengan matanya dan pria itu merasakan deru nafas Ruth yang hangat sangat dekat. Perlahan mata hazel itu turun ke arah bibir Ruth yang menggoda, ahh!!! Ini sangat membuat nya hampir frustasi. Beberapa detik kemudian entah angin apa yang membuat Damon merasa benar-benar tidak tahan dan langsung memegang sudut tengkuk gadis itu dan menciumnya sangat dalam hingga gadis itu terdiam dan merasakan sesuatu bergerak di bibir hingga mulutnya begitu nyata. Damon menatap betapa birunya mata gadis itu hingga akhirnya Ruth pun membalas nya, Damon semakin gila dan meremas rambut panjang Ruth sembari menarik kancing-kancing pakaian gadis itu dengan cepat. "Ahh--Damonn." Ruth melepas ciuman itu saat merasakan tangan pria itu melepas pakaian nya, ia merasakan bibirnya mulai dingin akibat nafasnya yang mulai terengah-engah. Damon menyatukan kening mereka memberi waktu agar gadis itu menarik nafasnya lebih panjang. "Damon kenapa kau melakukan ini?" tanya Ruth menatapnya dengan berkaca-kaca hingga pria itu terdiam sejenak lalu mengusap wajah Ruth. Kini Damon seperti orang bisu yang tidak bisa bicara, lidahnya terlalu kelu untuk mengungkapkan apa yang ada dihatinya. "Damon jawab aku. Kenapa kau membuat ku dingin lalu seakan memberikan ku bunga yang hangat banyak?" tanya Ruth membuat Damon mengerti berapa kecewanya Ruth terhadap sikapnya. "Ruth!! ---" Damon mengulum bibirnya lalu menghela nafas dengan kasar. "Apa aku bisa mendapatkan mu malam ini?" tanya Damon sembari menatap mata yang sayu itu, Ruth berdiam diri lalu mengulum bibirnya yang mulai merekah dan merah. "Jika kau mengizinkan ku, aku akan mengatakan sesuatu pada mu tapi kau harus ingat setelah ini tidak akan ada jalan untuk mu kembali." Damon mengusap wajah gadis itu sangat lembut, membiarkan Ruth berfikir sejenak tentang semua konsekuensinya. Ruth masih diam kaku, berfikir keras hingga akhirnya ia menatap wajah Damon dan menyentuh dengan tangan nya. "Hmm---kau bisa Damon." Ruth mengangguk pelan sembari menutup matanya hingga Damon bisa melihat gerakan bulu mata lentik itu bergerak turun naik. Damon tersenyum tipis lalu menaikkan rambut Ruth yang hampir terjatuh ke wajahnya, ia mendekatkan kembali tangan nya ke arah kancing pakaian gadis itu dan membukanya tanpa melepas sedikitpun pandangan dari wajah Ruth yang tidak bisa di gambarkan. Kini Damon bisa melihat jelas d**a gadis itu terbentuk di dalam bra yang menyatukan dua d**a yang membusung tinggi itu, nafas Ruth naik turun semakin cepat saat merasakan tangan pria itu menyentuh dadanya dan menarik kaitan yang ada di depan. Pria itu lagi-lagi membuat nya semakin gugup saat tangan itu menyentuh pinggul hingga turun ke pinggang yang terlihat mulus. Satu ciuman kembali mendarat sebelum Damon bangkit dari tempat nya yang kini telah bertelanjang d**a. Pria itu menarik bantal yang menopang kepala Ruth dan menjatuhkan itu di lantai, ia melihat gadis itu telentang di bawahnya sembari merasakan degup jantung yang tidak berhenti berdetak. "Kau yakin Ruth? Aku bersumpah kau tidak akan bisa lolos setelah ini." Gadis itu mulai ragu dan tidak mengerti dengan apa yang diucapkan Damon. Tapi sungguh pria ini membuat nya merasa nyaman, pria ini membuatnya gila dan pria ini membuat nya tidak bisa tidur dengan nyenyak. "Tapi bagaimana dengan kekasih mu?" tanya Ruth lalu melihat pria itu tersenyum dan menaikkan rambutnya. "Dia bukan kekasih ku Ruth." Damon menatap mata Ruth kembali, sungguh ini terasa terlalu lama dan ia sudah tidak tahan untuk mengambil miliknya sekaligus mengungkap kan sesuatu pada gadis itu. Ruth membasahi bibirnya lalu kembali mengangguk hingga Damon langsung mencium bibirnya dan membuatnya naked dengan sangat cepat. "Ahhhh" Ruth mendesah saat ciuman pria itu turun ke lehernya, ia merasa seperti melayang di udara saat Damon menggigit dan memberikan rasa dingin disana. Itu membuat nya tidak bisa mengontrol diri saat ini di tambah remasan yang kuat berada di dadanya sungguh menenggelamkan ia dalam rasa penasaran. "Damon." Gadis itu melingkarkan tangan nya di leher Damon dan merasakan kedua kakinya terbuka lebar. Sementara sesekali entah itu jari atau milik pria itu menyentuh ruang yang masih tertutup sangat rapat hingga Ruth harus menggelinjang geli. "Damon.. Aku---" Ruth gelisah dan menegang saat merasakan k******s nya dimainkan oleh jari-jari panjang Damon, ia mulai basah sekarang dan mengeratkan pelukan pada leher pria itu. "Ahhhhh--- haahh " Ruth meremas rambut Damon saat merasakan sesuatu keluar dari dalam sana membuat ia harus menaikkan kepalanya dan menarik nafas lebih banyak. Damon kembali menenangkan gadis itu agar Ruth kembali menarik oksigen sebanyak-banyak nya sebelum ia ingin memulai. Hingga akhirnya pria itu perlahan menuntun miliknya untuk segera masuk dan mendapatkan gadis itu. "Ahhhh-- Damon sakit." Ruth menekan punggung pria itu dengan ujung kukunya yang tajam, menjerit kesakitan saat pria itu menerobos dinding-dinding miliknya yang ketat.  Ia terdiam saat Damon mencium bibirnya dan merasakan gerakan Damon seakan tidak ingin memberi kesempatan lagi kali ini. "Ahh--" Damon melepas ciuman dan pelukan nya dan sedikit mengangkat tubuh gadis itu untuk memasukkan miliknya secara sempurna. Ruth meremas sudut seprai dengan sekuat tenaga dan merasakan pria itu merobek miliknya dengan paksa. Ia menjerit dan mengeluh sakit saat Damon mendorong cepat hingga miliknya benar-benar tenggelam disana. Keringat sudah mulai membanjiri keduanya dan Damon melihat Ruth mulai tenang saat ia mendiamkan sejenak agar gadis itu terbiasa. "Bersiaplah Ruth, setelah ini aku tidak akan melepasmu sedetik pun."Damon menatap wajah Ruth yang lemah dan pasrah lalu menjatuhkan kembali tubuhnya untuk memeluk erat gadis itu. Mereka akhirnya melakukannya, saling melepaskan dan mengerang hebat tanpa henti, pria itu benar-benar mendominasi saat berhasil mengambil hidup Ruth tanpa sebuah rencana. Ia tidak peduli punggung nya terluka karna cakaran Ruth yang jelas kini mereka menyatu. Damon menaikkan tubuhnya dan menaikkan kaki Ruth ke dadanya dengan posisi missionary hingga ia bisa melakukan penetrasi lebih dalam. Ruth semakin mengerang, berteriak dan melupakan rasa sakit yang ada disana hingga suara sentuhan pertemuan kulit mereka terdengar semakin lantang. "Ahhh----" Damon mengerang kuat saat merasakan miliknya menguat dan dinding-dinding milik gadis itu seakan menguncinya saat ia melakukan pelepasan. Nafas mereka masih terengah dan Ruth terlihat sangat lelah hingga sulit baginya untuk menggerakkan kedua kakinya. Damon membiarkan miliknya tetap berada disana dan mencium bibir gadis itu kembali hingga seluruh cairan nya tertelan ke dalam rahim Ruth. Damon menyatukan kembali kening mereka, menatap Ruth yang masih mengatur nafas sekaligus mengusap-usap wajah Ruth dengan lembut. "Kau milikku Ruth--- Aku sangat mencintai mu. Sungguh." Mata Ruth berkaca-kaca saat mendengar itu, ia tidak percaya karna sikap Damon yang berbeda selama ini. "Kau bohong." "Sungguh. Aku tidak sedang berbohong Ruth, aku melakukan ini hanya dengan mu. Karna aku mencintai mu, sangat mencintai mu." Damon melihat Ruth mulai tersenyum tipis dan ini adalah pertama kalinya mereka terlihat saling tersenyum dan sangat dekat. Cuppp!!! Damon kembali mengecup bibir merah gadis itu dan berpindah pada kening yang masih berkeringat itu. "Aku sangat mengantuk." Ruth terlihat manja, ia mulai mengekpresikan dirinya pada Damon hingga merasakan satu sentuhan dari tangan pria itu di bibirnya. "Tidurlah." Damon menjatuhkan dirinya dan langsung memeluk tubuh yang masih naked itu. "Selimuti dirimu." Damon meraih kain tebal itu dan masih ingin menyatukan wajah mereka, merapatkan diri hingga tertidur dengan tenang malam ini. Semua nyata dan semua benar-benar terjadi begitu saja.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN