Suasana pagi yang hangat dan manis itu mendadak berubah ketika Devan, masih memeluk Evelyn dari belakang, tiba-tiba berkata dengan suara pelan namun terdengar jelas di telinga Evelyn. “Sayang… jujur aja, aku menyesal menyentuhmu semalam.” Evelyn terdiam. Tubuhnya menegang. Senyum di wajahnya perlahan memudar. Ia tak langsung menoleh, tapi nafasnya mulai terasa sesak. Matanya terasa panas, nyaris menggenang. Kata-kata Devan barusan begitu menyakitkan, terdengar seperti penyesalan yang menusuk hati. Ia tak percaya… setelah semua yang terjadi semalam, ini yang Devan katakan? Namun sebelum air mata itu sempat jatuh, Devan buru-buru melanjutkan dengan nada cemas. “Bukan gitu maksudku… aku menyesal karena nggak menyentuhmu sejak malam pertama, Sayang…” Evelyn terperangah, menoleh perlahan k

