Malam Pertama Evelyn

1517 Kata

“Saya tak butuh menantu mandul. Saya harap kamu tahu diri!” suara Sari menggema di seluruh ruangan. Seketika itu juga, Sari berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan rumah tanpa menoleh sedikit pun. Evelyn berdiri di ambang pintu, tubuhnya gemetar, bibirnya bergetar namun tak sanggup berkata-kata. Udara di sekitarnya terasa berat, seolah dunia ikut diam bersama hatinya yang hancur berkeping-keping. Ia menutup pintu perlahan, lalu bersandar di baliknya. Air matanya jatuh, membawa luka dari kata-kata yang tak seharusnya diucapkan. Evelyn tahu, itu bukan kesalahannya. Tapi tetap saja, dihina dan dituduh mandul oleh ibu mertuanya—tanpa sedikitpun rasa empati—membuatnya merasa kecil dan tak berharga. Sambil memeluk dirinya sendiri, Evelyn berbisik lirih, “Aku akan kuat. Aku harus kuat.” Da

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN