Studio Film, Jakarta Langit mendung menggantung rendah di atas Jakarta. Awan pekat seperti menggantung di ubun-ubun kota, menciptakan suasana murung yang senyap dan berat. Udara terasa gerah meski sinar matahari tidak sepenuhnya tembus. Di dalam studio produksi film, aktivitas berlangsung seperti biasa—lampu sorot menyala terang, teknisi berlalu-lalang, dan para kru sibuk mempersiapkan adegan demi adegan. Namun di ruang rias paling ujung, suasananya kontras. Sepi. Hening. Samuel Jonathan duduk sendiri di hadapan cermin besar. Raut wajahnya terlihat sangat kelelahan. Jemarinya mengetuk pelan lengan kursi, namun tak ada ketukan yang bisa menyingkirkan kekacauan dalam kepalanya. Beberapa menit berlalu sampai akhirnya terdengar ketukan di pintu. “Masuk,” ucapnya tanpa menoleh. Pintu terb