Alden sudah menunggu di depan kamar Sang Raja keesokan paginya. Wajahnya kusam, bibirnya mengatup rapat. Sambil bersandar ke dinding lorong, Alden menatap tajam ke arah pintu kamar Samael yang masih tertutup. Ness mengatakan bahwa Samael memanggil Yva semalam. Tentu saja ia tahu, Acara Perkenalan akan terjadi cepat atau lambat. Hal yang tidak masuk akal mengingat adalah hak Samael untuk memanggil calon istrinya dan meminta wanita itu untuk melayaninya. Tapi tetap pengetahuan itu tidak mengurangi rasa marah yang kini dirasakannya. Tidak seharusnya ia merasa cemburu, tapi tetap saja kecemburuan itu muncul. Tidak seharusnya ia jatuh hati kepada Yva, tapi tetap saja hal itu terjadi. Alden meremas da-danya yang mendadak merasa nyeri. Bekas luka lamanya sepertinya kambuh. Bekas luka yang