70. Peluk Aku, Master

1649 Kata

Ilsa membuka matanya dan menemukan pria itu berdiri di sebelah ranjang dengan mata terarah kepadanya. “Master….” Ilsa memanggil pelan. “Kembalilah tidur, Ilsa. Tidak seharusnya aku menemuimu.” Suara Samael yang dingin, bercampur dengan udara malam, menaikkan bulu kuduk Ilsa. “Tentu saja. Tidak seharusnya kau menemuiku.” Ilsa membeo ucapan Samael. Kesadarannya masih terlalu kabur untuk bisa berpikir jernih. Namun seberapa tebal kabut dalam benak Ilsa dari efek obat, ia tahu Samael ada di situ, dan ia tidak ingin pria itu pergi. “Bagaimana keadaanmu?” Samael bertanya masih berdiri di sebelah ranjang dengan pakaian kerajaan lengkap dan terlihat lelah. “Lebih baik dari sebelumnya, Master.” Ilsa menjawab jujur. Keinginan untuk buang air semakin tidak tertahankan. Ilsa mulai gelisah dan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN