122. Keadilan Bagi Lolerei

1815 Kata

Keesokan harinya, tanpa sepengetahuan Samael, Ilsa menemui Lolerei. Pengawal yang berjaga mengantarkan Ilsa masuk ke dalam ruang bawah tanah. Begitu sampai ke sel paling ujung, pria itu mengangguk dan meninggalkan Ilsa sendirian. Ilsa mengalihkan pandangannya ke sekeliling sel dengan tangan mencengkeram sebuah wadah makanan. Sudah hampir tiga bulan berlalu sejak ia terakhir berada di dalam ruangan lembab itu. Semuanya membawa kembali kesedihan dalam diri Ilsa. Matanya mengamati dinding batu berwarna keabuan yang mengelilingi ruangan dengan perasaan bercampur aduk. Hanya ada sebuah obor menerangi ruangan itu. Benda itu dibiarkan menyala hingga menjelang tengah malam, ketika minyak dalam obor habis dan apinya padam. Ia ingat bagaimana takutnya dirinya ketika hal itu terjadi. Sebuah te

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN