121. Pandangan Penuh Kesedihan

2306 Kata

Dua minggu berlalu. Rumput berkilauan oleh sisa embun pagi yang tertabrak cahaya matahari. Ditambah hangatnya udara pagi itu, menandakan akan berakhirnya musim dingin. Ilsa duduk di kursi panjang di pinggir lapangan memandang ke kejauhan. Bukan untuk menikmati indahnya cuaca pagi itu, melainkan menatap penuh cinta kearah Sang Raja.  Bersama Panglimanya, pria itu sedang mencoba kemampuan prajurit baru Valorent sekaligus melatih mereka. Sejak pertama ia menatapkan matanya kepada Samael, setahun yang lalu, ia tahu betapa kuatnya pria itu. Betapa mahirnya pria itu dalam bertarung. Terbukti bahkan Darius sekalipun, tidak mampu melawan Samael, dan Darius adalah pria terkuat yang dulu pernah di kenalnya. Tidak heran para prajurit segan pada Samael. Tidak heran mereka memilihnya menjadi pemimp

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN