46. Keraguan

1730 Kata

Ilsa berjalan kembali ke kamarnya. Ia tidak bisa melupakan hal yang baru saja di katakan Samael padanya. “Hanya untuk sore nanti, aku ingin kau menganggapku sebagai Raja mu, bukan Master.” Ingatan itu membuat hatinya terasa ringan. Untuk sesaat. Sebelum ia kembali mengingat perasaannya kepada pria itu. Bagaimana mungkin ia membiarkan dirinya jatuh cinta kepada Sang Raja? Hanya memikirkan hal itu terasa menyakitkan bagi Ilsa. “Ilsa!” Baru saja Ilsa hendak membuka pintu kamar, panggilan Anna mengalihkan perhatianya. Anna berlari dan langsung memeluk Ilsa. “Oh… untunglah kau tidak apa-apa.” Anna melepaskan pelukannya dan menatap Ilsa yang mencoba untuk tersenyum. Tapi senyuman gadis itu terlihat dipaksakan. Bagaimana ia bisa tersenyum dengan hati yang terluka? Setiap nafasnya t

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN