Samael terbangun dengan perasaan bercampur aduk. Luka di perutnya kembali terasa berdenyut. Membuatnya ingin bangkit dan melakukan sesuatu untuk mengalihkan perhatiannya. Namun sesuatu menghentikannya. Kehangatan yang ada disebelahnya membuatnya tersadar bahwa ia rupanya tertidur sambil memeluk tubuh Ilsa. Wajahnya bersandar ke da-da gadis itu, sementara tangannya melingkar di pinggang ramping Ilsa. Melihat hembusan nafas Ilsa yang masih tertidur, untuk pertama kalinya ia tidak ingin menghadapi harinya. Untuk pertama kalinya ia ingin kembali memejamkan matanya dan tidak berpikir mengenai pemberontakan, atau pengkhianatan. Untuk pertama kalinya ia tidak ingin memikirkan tentang pria yang berhasil menghantuinya, bahkan dari alam kubur. Setidaknya untuk saat ini, ia merasa tidak perlu un