Ilsa tidak bisa tidur dengan tenang malam itu dan terbangun dengan kepala berdenyut. Diliriknya lilin yang sudah padam di sisi ranjangnya sebelum ia kemudian meraba kertas di bawah bantalnya dan menariknya keluar. Hari pasti sudah subuh, udara yang dingin dan kegelapan yang tidak lagi mencekam membawa keremangan dalam kamar Ilsa. Sekali lagi dibacanya isi surat yang ada di tangannya. Memastikan semuanya bukan lah mimpi dan Darius benar hendak membantunya melarikan diri. Ilsa sudah memutuskan. Hari ini akan menjadi hari terakhir dirinya berada tempat itu. Diselipkannya lagi kertas itu ke bawah bantal dan ia pun perlahan bangkit dari ranjangnya. Denyutan di kepalanya terasa makin mencengkeram begitu ia berdiri. Dengan langkah terhuyung, ia pun berjalan menuju meja dimana ia meletakk