Lolerei meraih gelas berisi anggur diatas meja dan mengguyurkan isinya ke wajah Ilsa. “Jawab, Kutu Busuk!” Suara Lolerei yang semakin meninggi terdengar bak lolongan seekor anjing hutan yang kelaparan. Menatap kearah Ilsa yang masih menantangnya, memaksa gadis itu untuk menunduk. Tapi, kali ini Ilsa memaksakan kepalanya untuk tidak bergeming. Ia adalah seorang Putri. Dan Putri tidak menunduk pada siapapun kecuali Rajanya. Karena nya dengan wajah panas dan badan basah kuyub, Ilsa bertahan. Matanya menatap lurus ke arah Lolerei dengan dagu terangkat yang hanya bisa dilakukan dengan mudah oleh seorang bangsawan. Lolerei maju selangkah dan sebelum Ilsa sanggup memahami apa yang hendak dilakukan, wanita itu menampar pipi Ilsa keras hingga kepala gadis itu terputar ke samping. Beberapa