Ilsa mengantar Lyka ke kamarnya dan mengucapkan selamat malam. Lyka sempat merengek meminta Ilsa untuk menemani, tapi kemudian menurut setelah Ilsa berjanji akan menemuinya besok pagi. Begitu pintu kamar tertutup, dengan langkah tergesa Ilsa berjalan menuju kamar Sang Raja yang berada di lorong yang sama dengan kamar Lyka. Hanya berjarak beberapa kamar dan Ilsa kini sudah berdiri di depan kamar Samael. Ia menarik nafasnya dalam-dalam sebelum kemudian mengetuk pintu. “Masuk.” Sebuah suara berat menjawab dari dalam. Ilsa menarik gagang pintu dan membukanya. Setelah menutupnya kembali, Ilsa langsung berlutut diatas lantai yang dingin, menunggu dengan bimbang. Haruskah ia melucuti pakaiannya? Naik keatas ranjang? Apa yang diinginkan Sang Raja darinya? Ketika suara Samael masih tidak te