Mata Ilsa menatap wajah Samael yang menempel ke keningnya. Bibir pria itu menekan lembut ke kulitnya. Sementara dagu Samael yang kasar menggesek kening Ilsa ketika pria itu akhirnya melepaskan kecupannya. Ilsa tanpa sadar menahan nafas dan kini da-danya terasa sesak karenanya. “Terima kasih, Master.” Ilsa menjawab kecupan Samael dengan suara parau dan pandangan tidak percaya. Pria itu baru saja mengecupnya? Mimpikah dirinya? Belum pernah Samael mencium dirinya. Dan campuran antara ciuman Samael dan ramuan yang ditenggaknya membuat Ilsa merasa sedang berada di awang-awang. Sekujur tubuhnya merasa dipenuhi oleh kehangatan dari Samael. Mulai dari keberadaan pria itu yang sangat dekat dengannya, kecupan di dahinya yang masih terasa hingga sekarang, hingga benih yang ditelannya. Semuanya. M