Seorang pengawal berjalan masuk dan memberi perintah. “Kehadian Nona-nona diharapkan di ruang jamuan.” Pria itu menyingkir dari pintu memberi jalan. Keempat Courtezan langsung merapikan masing-masing pakaian dan dengan langkah ringan berjalan keluar beriringan. Ilsa yang tidak paham apa yang diminta, mengikuti dari belakang. Samael sedang menunduk membaca kertas di tangannya ketika Ilsa dan para Courtezan melangkah masuk ke ruang perjamuan. Pria itu sedang membenamkan wajahnya ke kertas yang ada di tangannya, sama sekali tidak mendongak atau bahkan menyadari kehadiran mereka. “Selamat siang, Yang Mulia.” Keempat Courtezan membungkuk memberi salam. Gaya keempatnya gemulai dan anggun, layaknya seorang bangsawan. Mendengar namanya dipanggil, barulah Samael mendongak. Pria itu mengangguk