119. Malam Ini

1555 Kata

Sebuah tendangan kembali terasa dalam perut Ilsa. Sedikit lebih pelan dari sebelumnya. “Benar-benar anak yang kuat. Putraku.” Suara Samael penuh dengan perasaan bangga. “Sama seperti ayahnya.” Ilsa menimpali sambil kembali mengelus kepala Samael yang masih menunduk ke perutnya. Pria itu mendongak dan menatap Ilsa dengan pandangan penuh oleh luka. Ilsa hanya mampu melihat sekilas, karena pria itu kemudian memejamkan matanya seolah ingin menyembunyikan perasaannya dari wanita itu. Ketika ia kemudian membukanya kembali, pria itu menegakkan badannya dan menyibak rambut coklat Ilsa dari lehernya yang jenjang. Samael menundukkan kepalanya ke leher wanita itu dan mulai menciuminya dengan penuh hasrat. “Aku menginginkanmu, Ilsa.” Nafas panas menyembur ke tengkuk wanita itu membuat seluruh bul

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN