Dan gadis itu ada di sana bersamanya. Dalam kegelapan. Gadis itu melihat semuanya dan masih bertahan bersamanya. Tidak meninggalkannya. Ia sudah melukai dan menyakitinya. Dengan cukup parah. Penyesalan kembali muncul dalam benak Samael. Apalagi ketika ia teringat bagaimana Ilsa semula berusaha meronta ingin terlepas darinya, sebelum kemudian menyerah dan memberikan seluruh dirinya. Gadis itu menyentuhnya. Membelainya. Mengijinkannya. Samael menutup matanya dan membiarkan perasaan Ilsa menyelimutinya dalam kehangatan. Untuk pertama kalinya, sejak keluarganya tercerai berai, ia akhirnya menemukan pegangan. Seseorang yang tidak akan melepaskannya. Kali ini, ia akan membiarkan dirinya untuk menggenggam erat. Mempercayai sepenuhnya. Bahwa Ilsa tidak akan meninggalkannya. Bahwa gadis itu ak