Ketika Sang Raja membalas dengan ciuman di kening Selirnya, sebuah hentakan terasa di da-da Ilsa. Betapa ia membenci keduanya saat itu. Buru-buru ia menundukkan kepalanya lagi sambil meremas ujung gaunnya. Pandangan Samael tanpa sengaja beralih kepada Ilsa yang sedang menunduk. Wajah gadis itu terlihat murung. Rambutnya yang sepunggung terikat membentuk sanggul dibelakang kepalanya. Tangan kanannya sudah tidak lagi mengenakan perban, tapi memar kebiruannya masih terlihat. “Lolerei.” Sang Raja mengalihkan perhatiannya kembali pada wanita yang berdiri di sebelahnya. “Ya, Yang Mulia.” “Jangan lupa akan alasanku melakukan semua ini. Mengapa aku membunuh dan menghancurkan. Aku ingin membebaskan mereka yang terbelenggu. Memberi kesempatan bagi mereka untuk merasakan apa rasanya menja