“Kau benar-benar tidak akan membawanya?” tanya Magda dengan alis berkerut. Usulnya untuk membawa Ilsa ke Raya ditolak mentah-mentah oleh Samael. “Mengapa? Apa yang sebenarnya terjadi?” lanjut Magda. Seisi istana mendengar apa yang terjadi antara Raja dan bu-daknya beberapa hari yang lalu. Suara tangisan dan jeritan Ilsa yang memohon, menggema di dalam istana, membuat apapun yang Magda harapkan bagi pria itu pupus. Samael tidak menjawab. Ia masih menundukkan kepala memeriksa dokumen yang ada di depannya. Persiapan untuk menyerang Raya sudah matang dan mereka akan berangkat besok. Ia tidak memiliki waktu untuk memikirkan tentang yang lain. “Yang Mulia!” panggil Magda ketika tidak ada jawaban sama sekali dari Samael. “Lolerei meracuni pikiranmu kah?” Pria itu menghembuskan nafasny