Sesaat setah memberi perintah mencari flashdisk, Henry meninggalkan Jonathan, memberi kesempatan putranya berbicara dengan Emma. Sesampainya di dalam ruangan lembab berukuran 3x4 itu, hati Jonathan sangat tersayat pilu melihat Emma dan sisa bulir air mata di pipinya dengan mulutnya masih tersumpal lakban. Namun, sayang. Ia tak dapat berbuat banyak karena beberapa anak buah Henry berjaga di luar ruangan maupun gudang kosong tersebut. "Katakan dana benda itu, Em?" tanya Joanthan datar sesaat setelah membuka penyumpal mulut Emma. Matanya menyorot kosong ke arah sisa noda darah milik Sonya yang masih membekas di atas tanah, tapi may*tnya telah disingkirkan. Tak hanya Jonathan, Emma pun turut trauma atas insiden beberapa saat yang lalu. Ia tak menyangka, ayah Jonathan akan berbuat sam

