Ega memandang pantulan dirinya di cermin kamar. Matanya tampak bengkak akibat terlalu lama menangis tadi siang. Kejadian di danau kembali berputar di ingatannya. Dia tak menyangka Irwan akan meminta maaf kepadanya. “Maafkan aku, Ga...” lirih Irwan di telinga Ega. Ega semakin terisak mendengar ucapan maaf Irwan. Tubuhnya bergetar di dalam pelukan Irwan. Ega menggigit bibir bawahnya untuk meredam suara isak tangisnya. Pertahanannya kini pecah. Rasa sakit yang selama ini ia pendam sendiri seolah membuncah keluar dalam tangisannya. Irwan membalik tubuh Ega dan memeluknya dengan erat. Kepala Ega ia sandarkan di dadanya dan tangannya mengusap lembut punggung Ega. Hanya itu yang bisa Irwan lakukan untuk menenangkan Ega. Hatinya teriris perih mendengar Ega terus terisak dalam pelukannya. Kedua