Ega, Ayu, dan Lesti duduk di halte sambil menunggu taksi. Di halte itu hanya ada beberapa orang yang sedang menunggu bus atau angkutan umum lainnya. Sebenarnya mereka bisa naik bus kota, namun mengingat kondisi Ega yang masih lemah, mereka memutuskan naik taksi walau harus menunggu lebih lama. “Ga, kenapa sikapmu seperti itu sama kak Irwan?” tanya Ayu, memecah keheningan di antara mereka. Ega yang sejak tadi menundukkan kepalanya mendongak menatap Ayu. “Seperti itu gimana maksud kamu, Yu?” tanyanya tak paham. “Sikap kamu sangat ketus sama kak Irwan, Ga. Bukan hanya tadi tapi kemarin juga begitu. Padahal kak Irwan sudah baik banget mau menolong dan menjenguk kamu. Dia bahkan membayar seluruh biaya rumah sakit kamu,” jelas Ayu, memandang sahabatnya. Sebenarnya Ayu tak ingin mengungkit ma