Pengaruh Besar Adrian

1031 Kata

Setibanya di rumah, suasana di dalam mobil masih sunyi. Vanila duduk dengan kedua tangannya menggenggam erat ujung gaunnya yang menjuntai di pangkuan. Adrian menyetir dengan ekspresi tak terbaca. Tidak ada musik. Tidak ada sapaan. Hanya suara mesin dan detak jantung Vanila yang terasa makin nyaring di telinganya sendiri. Sesampainya di rumah, Vanila turun lebih dulu. Kakinya agak gemetar menapaki lantai marmer yang dingin. Adrian menyusul tanpa bicara, dan pintu rumah ditutup oleh pelayan begitu keduanya masuk. Adrian langsung melepas jasnya, meletakkannya di sandaran kursi di ruang tamu. “Vanila,” suara itu keluar saat Vanila hendak melangkah ke arah tangga. Ia menoleh pelan. “Aku tunggu penjelasanmu sekarang,” ucap Adrian, nada suaranya tidak meninggi, tapi tekanan emosinya jelas. Va

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN