Perasaan Yang Terlarang

1005 Kata

Vanila terbangun lebih dulu. Tubuh Adrian masih terlelap di sampingnya, napasnya teratur dan tenang. Tapi d**a Vanila justru terasa berat. Ia meraih ponselnya dari meja samping tempat tidur, berharap hanya ada notifikasi biasa. Namun begitu layar menyala, pesan dari Tiara memenuhi pandangannya. Tiara : Lo sibuk banget ya, Van? Gue cuma... pengin didengerin bentar aja. Tiara : Gue takut banget tadi. Tiara : Tapi gapapa deh, kayaknya gue ganggu lo, Van. Sori, Vanila. Vanila menahan napas. Pesan itu seperti tamparan yang telak. Ia menggigit bibir bawahnya, menahan rasa bersalah yang muncul begitu deras. Malam tadi, ia terlalu tenggelam dalam kebersamaan dengan Adrian. Ponselnya ia matikan. Tiara pasti mencoba menelepon. Sial. Sebuah tangan menyentuh pinggangnya dari balik selimut. “Sa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN