Sebuah Pengkhianatan

1006 Kata

Kafe kecil di seberang kampus itu tidak terlalu ramai saat sore. Aroma kopi menyatu dengan suara denting sendok dan gumaman obrolan pelan pengunjung. Elvira datang lebih dulu, duduk di sudut dekat jendela sambil menatap layar ponselnya. Vanila datang lima menit kemudian, mengenakan blouse sederhana dan celana panjang warna krem. Rambutnya diikat longgar, dan wajahnya terlihat sedikit lelah. “Elvira?” sapa Vanila sambil tersenyum. Elvira langsung berdiri. “Hai, duduk-duduk. Aku udah pesen kopi buatku, kamu mau langsung pesan?” “Aku ikut yang ringan aja. Matcha latte, dingin,” ucap Vanila pada pelayan yang baru menghampiri. Setelah pelayan pergi, Elvira membuka pembicaraan pelan. “Aku senang kamu bersedia ketemu. Kupikir kamu pasti sibuk banget akhir-akhir ini.” Vanila menunduk kecil,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN