Langit di luar mulai kelabu saat Elvira menutup berkas lamanya. Baru saja ia hendak mematikan komputer, suara sepatu hak tinggi mendekat cepat. Kristy, atasan sekaligus senior paling ambisius di redaksi itu, muncul di ambang pintu dengan senyum menyeringai. “Elvira, kamu sibuk?” suaranya tenang, tapi jelas menyimpan maksud. Elvira menoleh, lalu mengangguk sopan. “Sedikit lagi selesai. Ada apa?” Kristy melangkah masuk, menyodorkan map berwarna merah marun. “Aku punya topik spesial. Sangat cocok untukmu.” Elvira tak segera menyentuhnya. “Tentang apa?” Kristy duduk di tepi meja. “Tentang Vanila Karenina. Mahasiswi akhir, istri Adrian Pratama. Pernikahan kontrak. Kabar itu masih hangat di kalangan tertentu. Tapi tak ada yang berani sentuh. Kamu bisa jadi orang pertama.” Wajah Elvira lang