Pagi itu rumah terasa lebih sibuk dari biasanya. Vanila baru saja selesai menyisir rambutnya ketika suara langkah kaki tumit tinggi terdengar dari arah ruang tamu. Ketika Vanila menuruni tangga, seorang wanita elegan dengan tablet digital di tangan tengah berdiri di depan Adrian. “Namanya Michelle,” ujar Adrian tenang, menoleh pada Vanila. “Mulai hari ini dia akan menjadi asisten pribadi kita selama persiapan perjalanan.” Vanila mengerutkan alis. “Asisten? Buat liburan?” Michelle tersenyum sopan dan mengangguk hormat. “Selamat pagi, Nyonya. Tugas saya memastikan semuanya berjalan sempurna, dari koper, tiket, wardrobe, itinerary hingga pengurusan check-in dan izin perjalanan. Anda tidak perlu repot memikirkan apa pun.” Adrian menoleh ke Vanila, nada bicaranya santai namun penuh tekanan