Hari itu, Vanila memulai pagi dengan rutinitas barunya—kuliah, menyusun revisi, dan diskusi dengan dosen pembimbing. Setelah menjalani banyak gejolak emosional dalam hidup pribadinya, ia kini mencoba lebih fokus menata masa depannya sebagai mahasiswi tingkat akhir. Skripsi menjadi prioritas utama, dan hari itu ia duduk berjam-jam di perpustakaan, merapikan outline dan struktur bab-babnya. Topik skripsi Vanila tidak ringan: “Pengaruh Media Independen dalam Membentuk Opini Publik Terhadap Isu Sosial dan Politik di Era Digital”. Sebuah topik yang ia pilih dengan semangat karena ingin mengangkat peran media alternatif dan suara jurnalis independen yang sering luput dari sorotan media mainstream. Namun, saat menyusun bab metodologi, Vanila menyadari satu hal penting. “Aduh… gue butuh narasum