"Kamu sudah bangun."
"Em, ini jam berapa, kenapa berisik sekali."
"Pukul sembilan, berisik karena di sebelah sedang ada pindahan sepertinya."
"Oh, pantas. Hem, boleh tutup tirainya, aku masih ngantuk."
"Hem?"
Mata Vanila sontak membulat, ia baru sadar tidak dengan siapa-siapa di tempat itu. Lalu, kenapa daritadi ada yang menyahut saat ia berbicara. Gadis itu bergegas bangun, lalu ia tersentak kaget melihat seorang pria duduk di kursi sambil menyilang kaki santai dengan tangan memegang cangkir.
"Selamat pagi," sapa orang itu dengan tatapan dingin seperti biasa.
"P-Pagi, Mas Adrian, maaf." Vanila langsung bangun, ia berdiri kikuk di samping ranjang dengan penampilan acak-acakan.
Gadis itu mengumpat pelan, sambil memegang rambutnya yang kacau balau. "Astaga."
"Kamu tidur jam
