Keesokan paginya, Arkana menguap dan merasa terkejut saat menyadari kalau ada anak kecil di kamarnya. Ingatannya cukup lemah karena ada anak wanita itu disini. Anak yang dibawanya ternyata tertidur disampingnya. Arkana sendiri hampir lupa kalau membawa anak itu semalam. “Hem, sudah jam tujuh. Aku harus segera ke kantor,” Anak itu masih terpejam. Berkali-kali dia harus memastikan kalau anak itu bangun dan akan ditinggalnya bersama pelayan di rumah ini. Tak mungkin ia menitipkan pada Nancy. Wanita itu belum bisa dekat dengan anak kecil. Dititipkan pada mamanya juga tidak mungkin lagi. Mamanya sangat membenci pelayan itu. Bahkan geram karena neneknya masih kritis hingga saat ini. Setelah dia memakai dasi, dilihatnya pergerakan tangan anak itu. Dengan cepat ia menyuruh anak itu bangun dan