“Sudah sampai,” kata Kasih kepada Biantara setelah memarkir mobil yang dikendarainya di halaman rumah orang tua Biantara.
“Terima kasih,” balas Biantara. “Kamu tunggu sebentar, ya. Saya masuk dulu bentar, habis itu saya antar kamu pulang.”
“Lah, kenapa malah saling antar?” kata Kasih bingung sendiri. “Kamu masuk aja, ketemu sama mama kamu, temenin beliau. Aku bisa pulang sendiri naik taksi.”
“Jangan naik taksi, bahaya,” ucap Biantara. “Kamu tunggu di sini sebentar.”
“Nggak perlu, Bian.”
“Perlu,” balas Biantara singkat seraya keluar dari dalam mobil.
Kasih mengamati sosok Biantara yang sudah berjalan menuju teras rumahnya. Helaan napas panjang keluar dari mulutnya. “Dikira gue anak bayi apa, pulang harus dianter,” gumam Kasih sebal sendiri.
Kasih keluar dari dalam mobil. Ia bersa
