Kasih menghela napas dalam. Kemudian perempuan itu mengetuk pintu ruangan Frans. “Pak, ini Kasih,” kata Kasih dengan agak malas. Membayangkan jika harus mendengarkan omelan Frans membuat kepala Kasih berdenyut sakit. “Masuk,” balas suara dari balik pintu. Suara Frans terdengar cukup galak. “Kasih, tahan diri lo,” gumam Kasih kepada dirinya sendiri seperti tengah merapalkan mantra. Kasih merasa perlu mengingatkan dirinya sendiri untuk lebih sabar menghadapi Frans yang Kasih yakin akan memarahinya habis-habisan. Dengan tarikan napas dalam Kasih membuka pintu ruangan Frans. Di dalam ruangan itu, tampak sosok Frans yang tengah duduk di kursinya dengan tatapan fokus ke arah lembaran kertas berisi desain pakaian di atas meja. “Pak Frans mencari saya?” tanya Kasih berjalan mendekat ke a