Brak!!!! Suara pintu yang terbuka dengan sangat kasar membuat Fabian yang sedang mengoperasikan laptopnya, terjengit kaget, lalu mendongak menatap kedatangan dua orang yang tiba-tiba saja masuk ke dalam ruang kerjanya. "Bos ... maaf aku tak bisa mencegahnya." Leo meringis menatap Fabian penuh rasa bersalah. "Tak apa Leo. Keluarlah. Aku ingin bicara empat mata dengan Vero." Leo menganggukkan kepala. Berbalik badan dan keluar dari ruangan Fabian. Tak lupa menutup kembali pintu ruang kerja sang atasan. Fabian menghela napas. Menatap pada Vero yang kini sudah melangkah dan menjatuhkan diri di atas sofa. Fabian beranjak berdiri. Ia menghampiri Vero dan ikut duduk di salah sofa yang lainnya. Dalam hati Fabian sebenarnya harap-harap cemas karena kedatangan Vero yang tiba-tiba. Bahkan wanita