Rana bertemu Sagara di tangga menuju lantai dua. Pria itu tampak sangat lelah. Jas yang biasanya ia pakai kini hanya tersampir di legannya. Lengan kemeja biru dongke yang ia pakai sudah ia gulung sampai ke siku. Rasanya Rana tidak tega mengajak Sagara untuk keluar, jalan-jalan hanya demi membuatnya kesusahan. Tapi, Rana merasa tidak punya cara lain. “Hai,”sapa Rana tersenyum lebar ke arah pria itu. “Hai, Ruby,” sapanya balik. Sagara mengamati Rana dari atas sampai bawah. Saat ini Rana tengah mengenakan celana jins panjang dengan atasan kaos putih pendek yang dibalut dengan jaket jins. Sepasang sepatu kets berwarna putih membungkus kakinya dengan sangat pas. Sebuah tas cokelat kecil tersampir di pundak Rana. “Kamu mau pergi?” tanyanya dengan kening berkerut. Rana mengang