Rhys mencoba untuk mencari jejak Sanzu dan membelah kerumunan. Dia tidak sengaja menabrak beberapa orang karena fokus terpecah lalu membungkuk berulang kali dan meminta maaf. Sampai akhirnya, pemuda itu memilih untuk meminggirkan diri dan duduk di pinggir loket koran harian. “Koran hari ini?” tawar bocah laki-laki memakai baret cokelat sambil mengulurkan segulung koran berbau tinta hangat dan bubur kertas, menandakan jika koran ini benar dicetak pagi ini. Rhys menggeleng, dia tidak ingin membaca koran sekarang. Ditolak, bocah koran itu berjalan dan menawarkan koran ke orang lain. Rhys duduk di sana untuk mengatur napas, dia tidak pernah selelah ini saat berlatih, tetapi mengapa sekarang seperti habis berlari berkilo-kilometer rasanya? Bocah koran tadi kembali lewat di depan Rhys. Seketik

