Malam itu, ruang makan penthouse terasa lebih sunyi dari biasanya. Suara sendok menyentuh piring hanya sesekali, menciptakan gema lembut di antara dinding kaca dan marmer. Lampu gantung di atas meja menyebarkan cahaya keemasan yang jatuh pelan ke wajah Nadine—wajah yang tak menyembunyikan lelah meski masih berusaha terlihat tenang. Zayn, yang sejak awal makan memperhatikan istrinya, akhirnya meletakkan garpu dan mencondongkan tubuh sedikit. “Kamu kelihatan lelah,” ucapnya pelan, nadanya lembut tapi penuh perhatian. Nadine tidak langsung menjawab. Ia hanya menatap sop ayam di hadapannya, lalu mengambil napas dalam-dalam. Matanya perlahan menatap Zayn, seolah ada sesuatu yang selama ini ditahan dan kini meminta izin untuk keluar. “Aku enggak pernah cerita soal ini sebelumnya,” katanya, su