Pagi itu, Jakarta baru saja bangun dari hujan semalaman. Udara terasa sedikit lebih segar dari biasanya. Di dapur penthouse, Zayn sibuk mengaduk adonan pancake sambil sesekali melirik Nadine yang duduk di meja, menggoyang-goyangkan kakinya dengan gelisah. “Aku mau sesuatu…,” gumam Nadine sambil memeluk bantal kecil di pangkuannya. Zayn langsung siaga. “Apa, sayang? Pancake? Ini ‘kan lagi dibuat, tadi kamu minta dibuatin Pancake atau mau Waffle? Nasi uduk?” Nadine menggeleng, pipinya bersemu merah. “Aku udah enggak mau pancake … sekarang aku mau bakso goreng…,” katanya malu-malu. Zayn menatap Nadine tanpa ekspresi. “Yang bener aja, kenapa baru bilang sekarang … ini tangan aku udah belepotan tepung, sayang.” Suara Zayn terdengar datar. Nadine melengkungkan bibirnya ke bawah. “Maaf … a