Nadine berjalan cepat menyusul kedua orang tua Zayn yang baru saja keluar dari kamar rawat putra mereka. Ia tidak bisa membiarkan mereka pergi begitu saja tanpa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Mereka harus tahu kalau putranya adalah seorang penyelamat dan Zayn sudah berubah, jauh sangat berubah. “Bu Hera, Pak Bram, tunggu sebentar,” panggilnya dengan nada sopan. Hera dan Bram menoleh bersamaan, menatap Nadine dengan ekspresi datar. “Ada apa?” tanya Hera, suaranya dingin tetapi tidak kasar. Nadine menarik napas dalam, mencoba mengendalikan emosinya. “Perkenalkan … Saya Nadine, dulu saya CMO di Bima Cakra Group.” Nadine mengulurkan tangan dan disambut oleh kedua orang tua Zayn. Hera dan Bram sempat saling pandang dengan tatapan yang hanya dimengerti oleh mereka berdua. “Maa