Seperti Dulu

1107 Kata

Penthouse itu sunyi saat Zayn membuka pintu dengan kartu akses yang sudah usang di ujung-ujungnya. Hujan gerimis masih menyapu kaca luar gedung tinggi itu, dan udara dingin AC langsung menyambutnya begitu ia masuk. Sepatu kulitnya menyentuh lantai marmer dengan suara nyaris tak terdengar. Lampu ruang tengah hanya menyala setengah. Nadine tidak menyambutnya di depan pintu. Tidak ada suara tawa pelan. Tidak ada Nayla yang menangis atau Nadine yang berseru dari dapur. Hanya keheningan—keheningan yang terasa asing. Zayn menggantung jasnya, melepas jam tangan, lalu melangkah ke kamar. Pintu sedikit terbuka. Cahaya lampu malam dari dalam menerobos pelan, membentuk siluet tubuh Nadine di atas ranjang. Ia tidur menyamping, memunggungi sisi ranjang yang kosong. Rambutnya tergerai di atas bantal

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN