Bab 119 | Hari yang Kacau

1930 Kata

Wanita itu bersenandung ringan sambil menata pancake madunya ke atas piring. Dia lalu memotong beberapa strawberry dan anggur sebagai pelengkap. “Nyonya … Ada yang bisa Bibi bantu?” “Oh, tidak usah, Bi. Sudah selesai, kok.” Wanita itu tersenyum manis. Senyum cerah yang selalu terpatri dan seolah sudah menyatu dengan wajah cantiknya, yang semakin bertambah usia justru bertambah semakin menawan. Dia lalu membawa pancake itu ke ruang keluarga, di mana jagoan kecilnya terlihat begitu tenang menonton salah satu kartun favoritnya. Hari demi hari yang Rayya lewati semenjak kelahiran Elan menjadi hari-hari yang penuh cerita dan suka cita. Bayi itu tumbuh dengan sehat dan menggemaskan setiap harinya, dan hari-harinya yang menyenangkan terasa berlalu begitu saja. Saat dia harus melihat

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN