Rayyan pulang lebih awal kali ini, di saat langit masih terang. Sudah satu minggu mereka di Beijing, dan besok akan kembali bertolak ke Shenzhen untuk tiga hari, lalu lanjut ke Shanghai untuk satu minggu ke depan. Sejak insiden tidak senonoh yang dilakukan Rayya, wanita itu menjadi sedikit lebih berhati-hati dalam bertindak, walau berisiknya tetap sama. Rayyan bisa melihat raut bersalah di wajah Rayya hari itu, wanita itu juga berkali-kali meminta maaf dan memberikan seribu alasan, yang kadang juga menyalahkan Rayyan. Tidak ada yang berubah, hari-harinya tetap berisik karena suara Rayya, namun entah kenapa kini dia mulai terbiasa., meski dia masih tetap terganggu dengan berisiknya Rayya, namun kini dia lebih memilih menulikan pendengarannya. “Pak, ada info dari Vian.” Ucap Devin