Sesungguhnya, Rayya tidak pernah bisa tidur nyenyak sejak hari dirinya kembali dikejar-kejar oleh orang Raespati, dan setelah hari itu dia selalu dilanda ketakutan. Apalagi setelah mendapat memo di balik pintu hingga dia sampai di Flores minggu lalu, tidurnya tidak pernah tenang, dia selalu terbangun setiap dua sampai tiga jam sekali karena mimpi buruk. Lebih parahnya lagi dia sampai berkeringat dingin dan bangun dalam keadaan pusing. Dan kali ini, tidak lama setelah pesawat mengudara, entah karena tubuhnya yang masih lemas atau dia sudah merasa tenang karena ada Rayyan di sampingnya, dia bisa lelap dengan begitu mudah dan terlihat pulas selama perjalanan menuju ke Jakarta. Rayyan yang duduk di seberang Rayya hanya bisa menatap Rayya dengan tatapan yang bingung namun tidak dia utar